Rabu, 31 Maret 2010

NAFAS PEMBERDAYAAN DISELA-SELA DEADLINE

I. SEMANGAT WARGA PASCA SIKLUS

Semangat warga mengikuti Soswal

 
Antusias masyarakat menyambut kedatangan Program PNPM MPk dikecamatan Kedaton bermula dari penyerapan informasi berantai yang sempurna difase siklus.  Berangkat dari rasa ingin tahu dan memberi tahu antar sesama warga terhadap pentingnya substansi program dilanjutkan dengan hasrat mereka yang kuat untuk menjadi Berdaya-Mandiri-Madani ditambah dengan munculnya anak-anak muda dibarisan terdepan selaku motor penggerak,  sebuah parameter keberhasilan sosialisasi awal tentunya. Masyarakat kecamatan Kedaton sebagai suatu hegemoni yang besar, rupanya telah siap menyambut fase baru pasca siklus yakni : fase BLM. Kami sebagai Tim sadar,  bahwa kedepannya tantangan, hambatan dan rintangan telah menunggu. Sebuah konsekwensi logis didunia pemberdayaan. Satu hal yang terus memotivasi kami adalah : bahwa kelak permasalahan-demi permasalahan yang timbul adalah proses pembelajaran yang semakin mematangkan kami.

II. KONDISI RIIL DILAPANGAN ( kendala, tantangan dan solusi )

 Momen yang paling menarik dalam hal memfasilitasi PNPM MPk dilapangan ialah : kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi 1 menit kedepan, adakalanya sesuatu yang kita prediksi akan berjalan dengan baik dan lancar ternyata bermasalah dalam pelaksanaannya. Atau bisa jadi sebaliknya. Satu hal yang patut direnungi : bahwa betapapun beratnya problem yang dihadapi Tim, ada hikmah berikut pengalaman berharga.

Kedepannya dalam hal berinteraksi dengan warga : kalimat, sikap sarkastis dan perlakuan tendensius tak akan membuat personal Tim berkecil hati, sanjung puji tak akan membuat Tim bersombong diri.

 Berikut dibawah ini adalah beberapa kisah dilapangan   yang berkaitan dengan kendala, hambatan juga tantangan. Berkat kerja sama dan koordinasi dari seluruh pelaku PNPM MPk maka semuanya dapat terselesaikan secara tuntas. Ternyata disetiap permasalahan yang muncul selalu ada muatan pemberdayaan  didalamnya…………

INFORMASI SEPOTONG MELAHIRKAN PERSEPSI YANG SEPOTONG

Warga yang melontarkan kritik

 
“LKM dan UP-UP tidak adil dan pilih kasih! Seluruh RT telah menikmati kegiatan PNPM MPk kecuali RT kami. Kenapa RT kami selalu dianak tirikan?” Demikian ucapan kritis dari salah satu warga Kelurahan Kampung Baru   disela-sela Launching Kegiatan Fisik BLM Termin ke II diaula Kelurahan. Karuan saja audience yang hadir tidak suka dengan cara sibapak yang tiba-tiba menginterupsi jalannya acara. Kemudian Tim beserta dengan Koordinator LKM mencoba untuk mengklarifikasi lebih lanjut.

 Ternyata permasalahan bermula sebelum Lokakarya PJM. RT ditempat bapak ini sama sekali tidak mengutus delegasinya guna menyampaikan usulan kegiatan. Saat itu Tim 10 beserta LKM telah berusaha menjemput bola untuk menyambangi RT tersebut diatas guna merekap data yang dibutuhkan. Namun hingga hari H pelaksanaan, tidak ada delegasi berikut data yang dipinta dari RT sibapak sehingga LKM beserta warga manarik kesimpulan bahwa ditempat beliau tinggal, warga tidak membutuhkan kegiatan apapun. Setelah melalui penjelasan panjang lebar dari Tim-LKM dan UPL, sibapak dan warga yang hadir mengerti akan pentingnya kehadiran perwakilan-perwakilan warga ditiap event besar PNPM MPk.

 

KOORDINATOR LKM YANG MENANGIS DIHADAPAN KAMI

Kami melakukan double job! Ya, selaku motivator layaknya Mario Teguh! Keadaan menuntut kami harus bisa memotivasi spirit mitra kerja kami ( LKM, Up-UP, KSM, relawan dan warga ) diseluruh wilayah dampingan. Berikut salah satu satu kisahnya..........

 Siapa nyana seorang Koordinator LKM yang ulet dan kuat mental bisa menangis dihadapan fasilitator? Peristiwa unik ini terjadi disalah satu wilayah dampingan kami. Kala itu kami tengah disibukkan dengan Dead Line BLM. Termin II. Proposal, LPJ, Dokumen Pencairan serta RPD menjadi target utama kami untuk sesegera mungkin diselesaikan. Kebetulan Koordinator LKM kami ini seorang wanita rumah tangga yang sangat mobile dan aktif. Dia tidak pernah bisa duduk berdiam diri seraya memberikan instruksi. Singkat kata, karena terlalu asyik bekerja, sang suami marah besar! Keluar dari PNPM menjadi harga mati bagi sang Koordinator, demikian instruksi dari suami tercinta. Koordinator LKM  mencurahkan isi hatinya didepan kami sambil menangis tersedu-sedu. Yang kami khawatirkan saat itu adalah si Koordinator LKM adalah icon dikelurahan. LKM, UP-UP juga warga amat senang akan eksistensinya. Substansi PNPM yang dimiliki juga cukup mumpuni. Sehingga dapat dibayangkan apabila dia keluar dari program ini.

             Segera kami bersilaturahmi kerumah Koordinator LKM dan berkonsultasi dengan suaminya. Kami memohon pengertian sang suami dengan amat sangat bahwa segala aktivitas istrinya dilapangan adalah positif. Kami juga memotivasi sisuami agar mendukung istrinya selaku “The New Rising Star” dikelurahan. Akhirnya sisuami mengerti bahkan merasa bangga karena istrinya selaku koordinator LKM sudah mengharumkan nama kelurahan serta mendapatkan respek dari Tim Fasilitator khususnya warga setempat. Adapun motivasi kami untuk Koordinator ialah agar dirinya terus semangat beraktivitas serta pandai membagi waktu antara “mengurus PNPM” dan “mengurus suami.”

FASILITATOR VS “ PARA PENEMBAK JITU”

Dua Tomas pria yang pro aktif

 
        Sering kali dalam tiap pertemuan yang bersifat Big moment atau Main Event PNPM MPk diwilayah kami, hadir disana beberapa Tomas dan Toga[1] berpengaruh yang disegani warga. Yang cukup merepotkan kami, umumnya beliau-beliau ini “Show off”  memperlihatkan powernya didepan publik. Tak segan mereka beralih fungsi menjadi penembak jitu mengkritisi Fasilitator atau Juklak-juknis PNPM MPk dengan kata-kata yang cukup memerahkan kuping. Apabila kemudian fasilitator terlihat grogi, tidak menguasai materi dan gugup, maka mereka terlihat sangat puas. Suatu ketika pernah kami melaksanakan sosialisasi awal disalah satu wilayah dampingan dan menjumpai Tomas dan Toga dengan “style” tersebut diatas. Merasa tidak setuju dengan konsep PNPM MPk yang menurut mereka bertele-tele, mereka mempengaruhi warga yang hadir, menuntut agar dana PNPM segera dicairkan dan dibagi rata perlingkungan! Biarlah mereka sendiri yang menentukan apa-apa saja yang dibutuhkan diwilayahnya. Suasana menjadi gaduh, kami satu Tim susah payah mengendalikan jalannya rembug. Warga yang sudah terprovokasi memojokkan kami dengan  kata-kata yang tidak senonoh. Nyaris emosi kami terpancing. Bagaimana tidak? Kami datang dengan sopan serta menuturkan RKTL siklus dengan santun kepada warga, namun kehadiran tiba-tiba oknum Toga dan Tomas tersebut diatas memperkeruh suasana. Untungnya kami mampu menahan sabar untuk tidak mengeluarkan statement keras. Kami mengerti  kode etik, konsekwensi dan resiko pekerjaan kami saat berhadapan dengan masyarakat. Kemudian rembug menjadi deadlock.   

 Keesokan harinya kami berinisiatif untuk berkonsultasi dengan Askot CD-1   ( Pada saat itu dijabat oleh bapak Agus Tubagus, S.Sos ) kemudian kami menyambangi pula tokoh terpandang lainnya dikelurahan setempat guna meminta pendapat dan saran. Salah satunya ialah Drs. Bambang Soedibyo. Alangkah terkejutnya kami mendengarkan penuturan beliau bahwa oknum Tomas dan Toga tersebut diatas ternyata sama sekali tidak memiliki itikad buruk! Mereka hanya sekedar ingin diakui eksistensinya didepan umum yang “terancam” dengan kehadiran anak-anak muda pembawa bendera PNPM MPk kewilayah teritorinya! “Orang-orang ini adalah pinisepuh dan para tetua kampung. Hargai dan hormati mereka dengan cara proporsional, semua permasalahan pasti terselesaikan! Hal ini dapat diterapkan diseluruh tempat dan waktu! Coba Buktikan sendiri…” lanjut pak Bambang. Beberapa waktu kemudian ketika ada pertemuan besar dengan warga ditempat yang sama, kami betul-betul menerapkan input berharga ini. Setelah kami mempresentasikan substansi PNPM MP didepan forum, oknum Tomas dan Toga yang sama telah bersiap-siap memposisikan diri sebagai Sniper, memasukkan peluru dan membidik kami dengan kritik, pertanyaan serta pernyataan tendensius. Segera kami angkat mereka, kami nyatakan betapa eksistensi mereka sangat dibutuhkan dalam meningkatkan citra kelurahan melalui Program PNPM MPk. Tanpa keberadaan mereka, tentunya kondisi ideal akan sulit tercapai. Luar biasa! Suasana seketika menjadi cair! Bahkan kini mereka sangat pro aktif untuk berkoordinasi dengan kami, bahkan menjadi garda terdepan dalam hal menasehati warga serta elemen-elemen PNPM terkait agar jangan melenceng dari koridor program.

“Tinggalkan kesan baik saat jumpa pertama dengan warga ( Sosialisasi Awal ). Bersikaplah santun seperti layaknya seorang tamu bukan seperti tuan rumah. Mereka pasti akan menaruh respek. Satu hal lagi, kuasai substansi dan sampaikan dengan cara yang luwes, jangan pernah mencari musuh diwilayah dampingan!” [2]


DUTA PERDAMAIAN SAAT PERANG DINGIN

      Saat pelaksanaan termin ke II mulai berjalan, beberapa staff LKM wilayah  dampingan kami diundang kekantor kelurahan. Setelah berkoordinasi ringan, ibu Lurah menawarkan channelnya kepada LKM berupa pendelegasian beberapa orang tenaga ahli terkait pembuatan sumur bor dengan harga yang miring. Harapan kedepan, dana BLM bisa dihemat dan dialokasikan untuk kegiatan Sosial / Fisik lainnya. Hal ini menurut ibu Lurah perlu, mengingat animo warga yang sedemikian antusias. LKM kala itu tidak memberikan jawaban. ”Akan dikoordinasikan ke TF, UPL, KSM dan warga” jawab mereka. Ibu Lurah menunggu jawaban LKM sesegera mungkin. Kesibukan LKM kala itu memang luar biasa! Monitoring kegiatan berikut cross check ( kesesuaian R.A.B dengan kondisi fisik ) menjadi prioritas utama. Justru inilah awal mula masalah! Demikian sibuknya LKM hingga lupa menjawab tawaran ibu Lurah! Sementara pekerjaan sumur bor telah berjalan dan dihandle oleh KSM. Ibu Lurah menaruh syak wasangka bahwa inputnya sengaja dipandang sebelah mata alias diremehkan oleh LKM. Beliau marah besar. Entah darimana, tiba-tiba muncul rumor tak sedap bahwa sesungguhnya LKM terlanjur “main mata” dengan KSM sumur bor, sehingga enggan berkoordinasi dan menjawab bargaining orang nomor satu dikelurahan.  Seperti api disiram bensin, LKM pun merasa tersinggung dengan rumor ini. Mereka beranggapan isu ini datangnya dari pihak kelurahan. “Keterlaluan mas! capek-capek kami kerja siang malam nggak ngarepin imbalan yang penting warga kami dapat bantuan, tapi kok ya justru fitnah yang kami dapet? Kami nggak terima!” ujar salah satu personil LKM kepada kami. Sejak saat itu LKM dan Kelurahan melancarkan aksi “perang dingin.”

Sejatinya konflik ini bukanlah tipikal real deal conflict, mengingat tidak adanya kaitan secara langsung terhadap substansi. Namun demikian apabila permasalahan ini dibiarkan berlarut-larut maka dampaknya akan berakibat luas. Tim melihat bahwa satu-satunya figur yang disegani oleh dua lembaga elit level Kelurahan ini hanyalah ibu Niken Rahayu selaku PJOK Kecamatan. Segera kami menghadap beliau, berkoordinasi dan mengharapkan kesediaan beliau untuk memediasi pertemuan antara LKM dengan pihak Kelurahan mengingat keadaan semakin meruncing dengan enggannya ibu Lurah untuk menandatangani dokumen-dokumen penting PNPM MPk. “Sebelum LKM meminta maaf kepada saya secara terbuka didepan warga, saya tidak mau tanda tangan seluruh dokumen PNPM, titik…” ujar bu Lurah.

Seperti yang telah Tim duga sebelumnya, kehadiran PJOK membuat suasana menjadi sejuk. Dengan gayanya yang bersahaja beliau menegaskan bahwa permasalahan ini hanya misskoordinasi saja. Pantaskah Stake Holder dan LKM selaku bagian dari keluarga besar PNPM MPk saling bersitegang satu sama lain? Lalu bagaimana dengan warganya? Demikian inti dari wejangan PJOK. Kami yang hadir merasa tersentuh. Tim bersyukur, karena semenjak peristiwa berharga tersebut, hubungan antara LKM dan pihak Kelurahan bertambah harmonis. Bahkan rapat-rapat besar PNPM MPk macam Launching BLM dan rembug warga  kini selalu dilaksanakan diaula Kelurahan.

  

III. INILAH PEMBERDAYAAN…….! INILAH  PEMBERDAYAAN…….!              

 Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Tim ketika pelaksanaan kegiatan PNPM MPk diseluruh wilayah dampingan berjalan dengan baik dan lancar. Apalagi ketika masyarakat sadar akan esensi program. Disetiap kegiatan Tridaya dimasing-masing kelurahan yang kami dampingi, terdapat spirit  pemberdayaan yang cukup membanggakan untuk diceritakan. Kesemuanya ini bukan karena hebatnya sosialisasi yang disampaikan oleh Tim Fasilitator, melainkan lebih didasari oleh semangat serta kemauan yang kuat dari internal masyarakat untuk bersama-sama berubah menuju kearah yang lebih baik ( Berdaya – Mandiri - Madani ), seperti halnya beberapa kisah dibawah ini :

    

TIDAK MENGENAL TUA-MUDA, PRIA-WANITA, MISKIN-KAYA

Pelaksanaan kegiatan Sumur bor termin ke II dikelurahan Kampung Baru berjalan sangat fenomenal, warga secara bersama-sama terjun kelapangan memberikan bantuan fisik maupun materi. Suasana gotong royong begitu kental terasa. Ibu-ibu pemilik warung nasi dan jajanan tanpa dikomando menyuguhkan kopi serta cemilan secara gratis kepada para relawan! Mereka tahu persis bahwa makin cepat sarana sumur bor berdiri, maka makin mudah mereka memperoleh air bersih yang selama ini jadi permasalahan bersama. Buah manis yang warga rasakan pasca kegiatan selesai ialah berkunjungnya bapak Walikota Bandar Lampung untuk meresmikan sarana sumur bor tersebut.[3]

TERBENTUR MASALAH DANA ? YA SWADAYA ! 

Pelatihan Tata Boga, Pernak-Pernik serta Bordir dikelurahan Surabaya sangat menarik minat ibu-ibu. Peserta yang hadir dengan tekun mengikuti bimbingan yang diarahkan oleh tutor. Ketika pelatihan telah selesai, ibu-ibu yang tetap semangat ini berinisiatif untuk terus melanjutkan kegiatan. Namun dana BLM telah terserap habis, yang tersisa hanya aset-aset Pelatihan kegiatan. Ibu-ibu berembug melibatkan LKM. Intinya Pelatihan harus tetap berjalan, dana akan disiapkan dengan cara swadaya bersama. Hasilnya? Kegiatan pernak-pernik, bordir serta tata boga terkonsentrasikan pada suatu tempat layaknya Mini Home Industry, bahkan hasilnya sudah bisa dikomersilkan! Puncak prestasi para Megawati Kelurahan Surabaya ini ialah saat Walikota Bandar Lampung dalam kunjungan resminya turut mencicipi kue buatan KSM Tata Boga.    

SANG PENJELAJAH

Andi  berbaur dengan KSM

 
Adalah Andi Wahyudi, anak muda Kelurahan Kedaton yang sangat antusias mengikuti program PNPM MPk semenjak dari fase siklus hingga BLM. Mobilitasnya begitu tinggi. Berinteraksi dengan Tim, LKM dan warga penerima manfaat adalah kebiasaan sehari-harinya. Predikat Andi sebagai motor penggerak mendapatkan apresiasi dari LKM, sehingga dirinya diberi amanah untuk mejabat UPL. Kami selaku tim menaruh respek yang besar pada Andi dalam hal kecerdasan, keuletan serta keperduliannya terhadap lingkungan.

Sering kali person yang bersangkutan koordinasi ke Base Camp, menanyakan semua hal-hal baru yang belum ia mengerti pada kami. Tak heran kian hari, substansi Andi tentang PNPM MPk semakin bertambah. Keberadaannya yang cekatan dan hapal seluruh titik-titik penting lokasi kegiatan sangat membantu Pak Johny Pasaribu selaku Koordinator LKM.  

Seorang Andi kerap kali melakukan uji banding kekelurahan lain untuk mengcross check pekerjaan fisik melalui tanya jawab dengan LKM, UPL serta warga. Karena pembawaannya yang supel, maka tak heran bila kenalannya di PNPM MPk demikian banyak, baik diwilayahnya sendiri maupun dikelurahan yang lain. Selaku UPL, Andi termasuk ringan tangan. KSM manapun yang ia temui selalu diajak berkonsultasi seputar permasalahan tekhnis. Tak segan-segan Andi turun tangan langsung dan berbaur dengan anggota KSM seperti yang terlihat pada dokumentasi diatas.

Tim 10 melihat sosok Andi sebagai “aset berharga.” Sebab itu kami mentransfer : substansi Tridaya, teknis sosialisasi, pembuatan proposal berikut LPJ kepada Andi. Pertimbangan kami ialah dia pasti menularkan kembali apa yang telah ia peroleh kepada seluruh warga, terutama kepada anak-anak muda. Harapan LKM dan Tim 10  : bahwa Kelurahan Kedaton kedepannya kelak memiliki Andi-Andi yang lain……….[4]

 V. PENUTUP

           Semoga paparan kisah-kisah bernafaskan pemberdayan dari Tim 10 diatas menjadi sebuah pengalaman berharga bagi seluruh pelaku PNPM MPk dimana saja berada. Paparan kisah diatas sekaligus menjadi motivasi serta otokritik bagi Tim ini, agar kelak kedepannya kami semakin matang dan dewasa, baik dalam segi substansi, progress maupun interaksi sosial dilapangan, Amiin.



[1] Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama

[2] Bapak Agus Tubagus S.Sos ( kini Koorkot-I ), medio pertengahan tahun 2008

[3] Dideskripsikan secara khusus dalam Best Practise sub : Infra Struktur  “ SWADAYA FULL, SUMUR BOR MUNCUL…!! ” menitik beratkan tema pada sisi pemberdayaan dalam hal gotong royong serta kesesuaian kegiatan dengan pattern MDG’s dibidang kesehatan.  ( Dedicated to Askot Infra Struktur:  Mrs. Mardiana ST. In progress status.With 5W+1H thus Hyperbolic Concept and  exclusive interview methods ) 

[4] Profil saudara Andi Wahyudi dideskripsikan secara khusus dalam Best Practise                            “ SANG PENJELAJAH ” bertemakan eksistensi relawan penggerak yang memiliki mobilitas tinggi / The Voyager.  (Still in progress, Based on 5W+1H Concept with exclusive interview methods ) 

 

Senin, 29 Maret 2010

SWADAYA FULL, SUMUR BOR MUNCUL..!!

08.00 BBWI. Minggu pagi dikelurahan Kampung Baru………

Para ibu beramai-ramai kumpul disekitar bak penampungan berdiameter besar. Dasar lantainya disemen dan terlihat jernih. Air tak henti-hentinya memancur deras dari pipa dengan Tower tinggi sebagai penyangga Water Torn. Sepintas nampak seperti kolam renang ! Ada yang sibuk mencuci pakaian, memandikan anaknya ataupun mencuci piring sambil mengobrol santai.  Pagi yang hidup! Tiba-tiba muncul seorang bocah telanjang bulat mengambil ancang-ancang untuk menceburkan dirinya kekolam! Sang ayah datang membentak agar sibocah jangan melakukan hal tersebut.  Melihat hal tersebut, ada seorang ibu yang menimpali, “Wah persis seperti kelakuan bapaknya waktu kecil…! Nggak boleh ngeliat air bawaannya mau nyemplung melulu, turunan bebek kayaknya…….” Riuhlah tempat tersebut oleh derai tawa…….

 

 

SEBELUMNYA…….

Sudah lama masyarakat di RT 03 LK I mengidam-idamkan adanya sarana air bersih. Bagaimana tidak? Selama ini wilayah padat penduduk tersebut mengalami krisis air, untuk memperolehnya saja warga harus mengambilnya dari endapan sawah berwarna keruh, disaring kemudian dipakai untuk keperluan MCK itupun dalam debit yang terbatas. Air jenis ini jelas tidak layak digunakan serta tidak higienis untuk dikonsumsi. Sementara penduduk yang lain harus mengantri jatah air dimesjid yang jaraknya lumayan jauh.

 

Berdasarkan hal tersebut diatas, usulan kegiatan Fisik ini sangat sesuai dengan pattern MDG’s dibidang kesehatan, yang mana seluruh penerima manfaat mayoritas merupakan warga kurang mampu yang sangat membutuhkan sarana air bersih.

 

Fenomenalnya kegiatan Pengadaan Sarana air bersih ( Sumur Bor ) dikelurahan Kampung Baru

 

Miris dan cenderung iba ketika melihat keadaan warga pada Rt 03 Lk I yang sehari hari harus “menggendong” air dari jarak yang cukup jauh dan bahkan yang lebih menyedihkan lagi ketika musim kemarau tiba masyarakat berduyun-duyun menggali tanah sawah yang kemudian airnya disaring dan  digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Bebekal informasi tersebut para relawan mendatangi skeretariat LKM yang untuk “mengadukan” permasalahan tersebut untuk dicarikan solusinya. Sedangkan dalam proses siklus masyarakat banyak yang tidak tahu bahwa PNPM akan menggulirkan bantuan ke masyarakat, hal ini dilakukan oleh para relawan agar keinginan masyarakat untk ikut serta dalam setiap siklus didasari oleh sikap kerelawanan bukan sikap mengharapka pamrih. Nah meskipun demikian sikap keteladanan yang patut diacungi jempol tersebut ternyata membuahkan hasil yang biasa….(dibilang luar biasa jika tak dinilai berlebihan oleh pembaca….)

 

Kesesuaian antara Pattern MDG’s dengan para penerima manfaat langsung  ( warga sekitar ) yang mayoritas miskin dan kesulitan memperoleh air bersih adalah target utama yang diterapkan oleh relawan, sehingga kegiatan yang terlaksana memang betul-betul didasarkan keinginan untuk melakukan perubahan yang mendasar.

 

Kami siap mensukseskan sumur bor…

 

Sikap antusiasme warga makin menjadi-jadi ketika mendengar bahwa akan dilaksanakan pembuatan sumur bor di lokasi mereka yang difasilitasi oleh PNPM…setelah melakukan beberapa kali rembug warga untuk menentukan kesepakatan tentang diamana, tanah siapa, dan besaran biaya, dicapailah kesimpulan yang membuat mereka tersenyum bahagia…

 

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) DAMAI itulah nama yang mereka sepakati sebagai panitia pelaksana kegiatan tersebut, berbekal dana BLM tahap II sebesar Rp. 16.295.000 yang ditargetkan untuk membuat sumur bor 1 unit dan kolam penampungan, masyarakat secara sukarela berpartisipasi baik itu tenaga maupun sekedar secangkir kopi… “ semua ingin terlibat dalam kegiatan ini” kata salah satu masyarakat.  Karena secara sadar mereka sangat membutuhkan air bersih,…anak-anak bakal tidak lagi telat kesekolah, dan ibu-bu lebih mudah untuk mencuci pakaian atau perabot rumah tangga…

Sebidang tanah hibah berukuran 5 X 6 meter yang terletak dibelakang rumah pak RT dijadikan lokasi kegiatan ini, dari dana yang tersedia ternyata tidak mampu mengcover semua kebutuhan, atas inisiatif warga gotong royong adalah solusi terbaik.

 

Fantastis….swadaya dari mana itu??

 

Swadaya dari mana???....terlontar kata-kata dari beberapa LSM yang dating berkunjung yang kebetulan bertepatan dengan monitoring rutin Fasilititator.. kami tidak menjawab tapi langsung kami serahkan ke masyarakat untuk menjawab…

 

“Itung sajalah dari tanah yang kami hibahkan” dari tenaga yang kami berikan dan lain sebagainya..kata seorang warga…

Ada rekapan swadaya di pak RT.”  Celetuk warga yang lain…

Setelah dicek ternyata benar benar luar biasa…hamper 70% swadaya muncul di kelurahan kampung baru…dari kegiatan sumur bor ini saja swadaya hampir mencapai 20-an juta.

 

 Operational and Maintanance 

 

Cukup Rp. 2000,- per KK/ bulan untuk dapat menikmatai air yang melimpah ruah, itulah hasil rembug warga tentang penentuan iuran untuk perawatan dan lain-lain. Tapi realisasinya tidak sedikit warga yang membayarkan iuran 10 kali lipat besarnya.  “kami sangat berterimakasih”  tidak banyak yang bias kami Bantu yan sekedarnya sajah..itupun jauh dibawah saat kamu harus membeli air setiap hari.

 

 

Penutup

Kini keberadaan Sumur Bor tersebut dapat dinikmati bersama oleh warga setempat. Tentu saja hal ini membuat satu permasalahan besar dikelurahan tersebut dapat terselesaikan. Buah manis yang dapat dirasakan bersama ialah ketika ibu Niken selaku PJOK mengcross check kondisi fisik Sumur Bor serta merekomendasikan kegiatan yang sudah rampung ini untuk diresmikan secara langsung oleh Bapak Walikota, yang kemudian dapat terealisasikan peresiman pengunaanya dengan baik. Semoga kedepannya unit Sumur Bor ini dapat dirasakan manfaatnya secara berkesinambungan, amin.

 

SEKIAN

MUJAHID-MUJAHID GAGAH OC-II

ISMIYATI IBADULLAH

Sang Guru Teladan
Ini dia Madame PNPM MP! Fasilitator Bandar Lampung mana yang tidak kenal sama mbak ismi ? Kalau boleh beranalogi, beliau ibarat buah yang masak dari pohon yang rindang : rasanya manis. Pengalamannya didunia pemberdayaan diatas rata-rata fasilitator lain pada umumnya. Jeli membaca situasi untuk kemudian memutuskan strategi pendampingan yang cocok dengan karakter masyarakat setempat. Birama Time sheet dan kendali progressnya, begitu konstan dan teratur, namun disaat-saat tertentu berubah tempo menjadi cepat seperti Mars lagu perjuangan. Apapun bentuknya, penerapan strategi mbak Ismi tidak melenceng dari koridor program, yang pasti sangat menarik untuk dipelajari..!

Untuk urusan substansi tidak perlu ditanya lagi, unimaginable..!! Fasilitator diluar Timnya termasuk saya sering bertanya ataupun sharing pada mbak Ismi tentang segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan PNPM MP. Banyak sekali input berharga yang diperoleh dari beliau. Tekhnis penyampaian mbak Ismi saat menerangkan --atau lebih tepat : saat mengajarkan-- materi sangat aplikatif dan mudah dipahami. Terlebih penyampaian yang berkenaan dengan fase siklus serta unlocking keys BLM. Berkenaan dengan hal tersebut, beliau pernah menasehati saya agar jangan terlalu sering menggunakan bahasa akademis ditataran masyarakat umum, karena dikhawatirkan pesan yang disampaikan malah tidak terserap secara sempurna.

Salah satu hal yang amat mengesankan bagi saya ialah ketika mbak Ismi menegaskan bahwa, “kekompakan di Tim itu harganya sangat mahal. Dengan solidnya Tim maka masalah eksternal seberat apapun diluaran pasti bisa diatasi. Sebaliknya, bagaimana sebuah Tim bisa menghandling problem dilapangan kalau dilevel internalnya saja sudah tidak kompak dan bermasalah….?”

Dalam situasi informal, jaket leader mbak Ismi dilepas saat berinteraksi dengan fasilitator Timnya maupun fasilitator dari Tim lain, tidak ada jarak! Beliau ini humoris, dan hobi bercanda. Terkenal pemurah dan solider pula kesesama rekan. Apapun yang dipertanyakan pada beliau selalu dijawabnya dengan senang hati. Hal inilah yang membuat kami merasa nyaman untuk hang out sambil berdiskusi dengannya. Namun untuk masalah progress apalagi berkenaan dengan tugas penting yang harus segera diselesaikan, beliau berubah menjadi serius! aura wibawanya keluar! Hal ini lebih dikarenakan beliau disiplin dan tegas terhadap rekan-rekan di Timnya terkait Deadline pelaksanaan kegiatan serta transfer substansi. Tidak mengherankan bila fasilitator-fasilitator yang tergabung dalam Tim beliau memiliki pemahaman progress begitu baik, bahkan dua diantaranya kini telah pula menjadi Senior fasilitator . “Tidak menutup kemungkinan saat ini kapasitas rekan-rekan dipantau / dipertimbangkan oleh KMW untuk menduduki posisi Senior Fasilitator ataupun posisi lainnya. Dengan penguasaan substansi yang baik tentunya akan semakin menjadi Credit Point serta memudahkan kinerja rekan-rekan dilapangan” demikian penuturannnya suatu ketika. Pesan non verbal yang dapat ditangkap ialah : BILA SAYA BISA, KALIAN SEMUAPUN HARUS BISA! Saat beliau sedang tegas dan serius seperti ini, saya enggan menginterupsinya dengan candaan ataupun sikap lainnya yang tidak serius.

Selaku fasilitator kami merasakan seolah ada dua mbak Ismi : Yang satu Senior Fasilitator yang berwibawa, tegas serta disiplin, yang lainnya dalam sosok yang penuh canda dan tawa. “Saya curiga, apa mungkin sebenarnya mbak Ismi itu kembar ya….? yang satunya serius, yang satunya lagi hobi ngebodor, lalu beliau berdua secara bergantian menemui kita…” demikian canda salah satu personil Timnya. Spontan saja saya terbahak-bahak. Jelasnya, Mbak Ismi dengan karakter manapun yang bakal kita temui, tetap saja kharismatik………

Saat ini mbak Ismi didaulat untuk menjadi Askot Mandiri di Kotabumi. Sebuah apresiasi bagus atas eksistensi beliau yang luar biasa. Ada rasa gembira dan sedih dalam hati saya. Gembira karena karir beliau yang kian menanjak gemilang. Sedih karena saya kehilangan figur seorang kakak serta tempat yang nyaman untuk sharing dan bertanya. Sukses selalu mbak Ismi…………………!!!


Vicky Yanuar Handari

Visioner Dan Motivator Sejati
Saya sering mendengar nama beliau semenjak dirinya menjadi fasilitator Micro Finance Tim 10 di Kalianda Lampung Selatan . Menurut penuturan kawan-kawan, pak Vicky terkenal ngemong kepada yang muda, menyenangkan serta enak pula untuk diajak berdiskusi. Pribadinya bersahaja serta jauh dari kesan sombong. Satu hal yang membuat saya tertarik untuk lebih jauh berinteraksi dengan beliau ialah pada saat kunjungan Presiden SBY ke Bandar Lampung. Diperhelatan akbar yang dikunjungi seluruh delegasi PNPM MP tersebut, saya melihat pak Vicky dikerumuni oleh LKM-LKM mantan wilayah dampingannya! Beliau dipeluk, dirangkul, tangan beliau dijabat sedemikian erat, bahkan beberapa orang matanya tampak berkaca-kaca dihadapan pak Vicky! Saya bengong…… “Dahsyat orang ini..! Keistimewaan apa yang ia miliki saat berinteraksi dengan warga, LKM dan KSM hingga banyak orang yang menaruh respek padanya?” pikir saya kala itu…….

Pernah ketika hari libur, Pak Vicky mengajak saya bertandang kerumah Koordinator LKM dampingannya yang terkenal keras. Sudah lama saya mendengar bahwa personal approachnya pak Vicky bagus. Kebetulan! Momen ini saya pergunakan untuk belajar : bagaimana cara mensosialisasikan progress ke orang-orang yang tegas, keras serta memiliki pengaruh. Ternyata memang pendekatan persuasifnya excellent, menarik untuk diadopsi! Berikut kisahnya…………………..

Air muka seseorang saat berjumpa dengan kita sangat susah untuk disembunyikan. Suka atau tidaknya mereka biasanya langsung terlihat meski hanya beberapa detik. Saya melihat setiap Staff LKM juga KSM dampingan beliau begitu nyaman dan bersahabat saat berinteraksi dengannya. Demikian pula saat itu. Ternyata rahasianya terletak dikepandaian pak Vicky dalam memegang ritme percakapan. Beliau memposisikan diri selaku seorang sahabat dan tidak langsung strike to the point membicarakan progress, melainkan ngobrol lepas sambil sesekali bercanda. Apalagi pak Vicky orangnya terkenal ramah, supel dan humoris...kloplah sudah! Baru sekali itu saya melihat Koordinator LKM yang keras wataknya tertawa terpingkal-pingkal hingga keluar airmata..! Tapi jangan salah! begitu suasana hati si Koordinator LKM “terbeli,” pak Vicky langsung masuk ke progress! Dan ketika tempo pembicaraan mulai menjurus kearah formal, dingin dan kaku, lagi-lagi pak Vicky kembali mencairkan suasana dengan gayanya yang jenaka tapi proporsional. Tidak norak, tidak kurang ajar, apalagi sampai kebablasan hingga menghilangkan wibawa beliau selaku Senior Fasilitator…Brilian! Sepintas tampak mudah namun saya tahu persis bahwa apa yang dilakukan pak Vicky betul-betul memakai metode yang hati-hati serta deeply smooth. Cukup sukar! Kalau kita tidak piawai jatuhnya malah over acting. Pendekatan personal yang bagus ala pak Vicky ini kemudian saya coba pelajari dan terapkan saat berinteraksi dengan seluruh pelaku PNPM MP diwilayah dampingan saya.

Dilain hal, membuat orang lain merasa comfort dan nyaman memang keahlian pak Vicky. Pantas saja kalau Base Camp Tim 05 selalu ramai dan hidup oleh kehadiran LKM juga KSM dari mendiskusikan hal-hal serius hingga sekedar mengobrol lepas. Hal inilah yang menyebabkan saya tak segan untuk sharing dan “mencharge” baterai semangat saya saat sedang “low batt” kepada pak Vicky. Ya! Beliau motivator yang baik.

Pak Vicky terbilang sempurna dalam menerapkan substansi kepada Tim, LKM serta UP-UP. Pola P.O.D selalu beliau terapkan kala mentransfer pengetahuan dan pengalamannya kepada kami, dengan penekanan konteks : tanggung jawab serta rasa profesionalisme dalam mengemban amanah. Hal tersebut berimbang dengan managerial kepemimpinannya yang visioner, beliau pandai memotivasi rekan-rekan di Timnya agar jangan sungkan untuk mengeluarkan ide yang inovatif berkenaan dengan kegiatan dilapangan, khususnya segmen Sosial Produktif yang sesuai dengan SDA dan SDM setempat. Setelah dirembugkan secara matang di LKM dan warga, konsep tersebut kemudian diangkat ketataran Askot dan Koorkot. Salah satu dari konsep jenius ini telah terealisasi dalam bentuk Pelatihan Komputer As-Syifa Kelurahan Bakung. Ide tersebut murni dari fasilitator sosial yang mendapatkan respon baik dari warga. Pak Vicky serta merta mendukung penuh dan mensupport habis. “Tim saya serta kamu Alfa, sudah saya anggap seperti adik sendiri. Sadar nggak sih kalau kalian ini semuanya berpotensi dan bagus? Saya sangat perduli dengan kalian semua, sebab itu kalian harus jauh lebih baik daripada saya. Tunjukkan kapasitas kalian di PNPM, berlakulah profesional, JANGAN PERNAH MAU MENJADI FASKEL BIASA, …..KUASAI SUBSTANSI DAN TUNJUKKAN…...! TUNJUKKAN PADA ASKOT, KOORKOT DAN KMW BAHWA TIDAK PERCUMA KALIAN ADA DISINI, BUAT MEREKA BANGGA, BILA BELUM MAMPU JANGAN SAMPAI MEMBUAT MEREKA MALU…Ini harga mati kalau kalian punya harga diri…!!” kontan saja advis dari beliau ini membuat saya berkobar-kobar, sungguh saya tidak merasa bagus dan hebat! Namun demikian, alangkah pandainya beliau memotivasi kami………….

Cara menguatkan kapasitas rekan Timnya pun unik! Melalui adu argumentasi seputar konsep PNPM MP antara beliau dengan yang lain. Rujukannya modul, Pedum serta Juklak. Inti yang bisa saya petik dari tiap advis Mr. Vicky : Jangan bosan meningkatkan kapasitas! Menanamkan konsep pemberdayaan dalam diri tidak mesti dalam suasana yang formil dan tidak melulu harus menjadi sosok super idealis. Yang wajar-wajar saja, tidak melenceng dari koridor program tapi mengena.

Sebagaimana halnya mbak Ismi, pak Vicky kini menduduki jabatan baru sebagai Tenaga Ahli Micro Finance di Riau. Kini beliau tidak ada lagi ditengah-tengah kami. Sebelum pergi beliau menjabat erat tangan saya seraya berpesan, ”Ingat selalu semua yang telah saya sampaikan ya, tingkatkan kapasitas! Saya percaya kamu....” Beliau masuk kedalam Travel dan masih sempat melambaikan tangan sambil tersenyum. Kami mengantar beliau pergi hingga tidak lagi terlihat didepan mata. Tidak terkira sedih dan kehilangannya saya saat itu...............


Dedi Djunaedi Abdullah

Sang Jendral Lapangan
Ada satu hal yang membuat saya geli tiap kali berjumpa dengan kang Dedi, beliau selalu bertanya pada kami dengan mimik muka cengengesan, “Ada gosip apalagi tentang saya dan Tim (saya) di Koorkot..?” Kang Dedi ini memang terkenal dikalangan yuniornya, sehingga saya dan rekan-rekan seangkatan tahu nama beliau jauh-jauh hari sebelum kenal muka. Jadinya penasaran sekali, mana sih yang namanya kang Dedi ? Dan ketika kali pertama bertemu di Pelatihan Dasar, beliau jauh dari gambaran saya semula. Pikir saya beliau ini tipikal orang yang selalu jaga wibawa dan “angker,” ternyata sebaliknya, kang Dedi ramah sekali terhadap yuniornya yang baru-baru. Bahkan kala itu beliau duluan yang menegur dan menjabat tangan kami.

Segera saja momen Pelatihan Dasar ini saya manfaatkan sebaik mungkin untuk berdiskusi dengan beliau. Satu hal yang saya kagum dari dirinya ialah : kang Dedi sangat menikmati perannya selaku Senior Fasilitator, ”Ada kebanggaan tersendiri ketika progress telah berjalan dengan baik, on Time dan dapat dipertanggung jawabkan. Karena hal tersebut membuktikan bahwa saya telah berlaku profesional,” demikian penuturan beliau saat saya bertanya tentang progress Timnya yang terkenal selalu tepat waktu, bahkan seringkali selesai sebelum Deadline tiba. Sebab itulah saya menjuluki beliau ini ”Master Of Punctual Time.”

Sebagaimana layaknya Senior Fasilitator Pringsewu yang lain, analisa kang Dedi tajam. Dilapangan beliau terkenal cekatan dan taktis, baginya fase demi fase yang tertera di Master Schedules memiliki rumus! Maka kuasai rumus tersebut..!! Dijamin Tim tidak akan keteteran dikejar Deadline! Karena secara visual langkah-langkah Tim kedepan sudah terpetakan. Setiap masuk kedalam sebuah fase, beliau secara tekhnis hapal diluar kepala apa yang harus dilakukan, apa intisari dari fase tersebut, bagaimana mendelegasikan job description di Tim dan bagaimana mengaplikasikannya dilapangan. Insting dan Skill leadershipnyapun bagus, Beliau tahu persis kelebihan masing-masing fasilitatornya. Berdasarkan hal tesebut maka kang Dedi “mengclusterkan” Timnya menjadi beberapa divisi, ada yang berperan sebagai Konseptor, ada yang memegang kendali pelaporan plus tertib administrasi serta ada yang bertugas sebagai juru bicara eksklusif Tim ditiap pertemuan. Hebatnya, hal tersebut diterapkan secara kontinyu dan profesional……...Luar biasa! Benar-benar beliau ini Jendral lapangan. Salut saya dengan kang Dedi..

Pribadi kang Dedi sedikit banyaknya mirip dengan figur pak Vicky yang humoris. Saya suka banyolan kocaknya yang tidak menyinggung hati siapapun. Ditiap Pelatihan, eksistensinya dikelas begitu menonjol, baik opini maupun cara beliau mengemukakan argumentasi. Hal ini jelas memperlihatkan kematangan beliau. Manajemennya selaku Senior Fasilitator rapi, terukur dan terstruktur. Kang Dedi kerap kali minta ice breaking dijam-jam rawan kantuk. Tanpa beliau sadar , dengan segala kepandaian dan komentar jenakanya dikelas, sesungguhnya kang Dedi telah menjadi ice breaking bagi kawan-kawan fasilitator! Tidak terbayang oleh kami seperti apa formalnya kelas kalau tidak ada kang Dedi. Kehadirannya memberikan warna tersendiri bagi kami para yuniornya. Hingga kini secara berkala saya selalu berinteraksi dengan beliau untuk berdiskusi dan mendengarkan advis beliau mengenai tekhnis penyelenggaraan PNPM MP dilapangan.


Qosiri Aburohim

Istimewa Diseluruh Lini
Bukan lantaran ada di Tim yang sama kemudian saya latah memasukkan dirinya kedalam karya deskriptif ini, namun lebih dikarenakan saya memiliki banyak alasan kuat untuk mengekspose eksistensi Qosiri. Secara general, bapak satu anak ini Smart. Substansi Tridayanya istimewa, khususnya sub Infra Struktur dan Sosial. Ditambah lagi selaku Senior Fasilitator, Qosiri tahu persis Job Description dan ranah wewenang seluruh praktisi PNPM MP. Baik itu ditataran Faskel maupun Stake Holder, LKM, UP-UP dan KSM. Sebab itu klarifikasi beliau disetiap permasalahan yang muncul cenderung undisputed ( tak terbantahkan ). Karena merujuk langsung pada Tupoksi berikut prosedur PNPM MP.

Qosiri seorang Orator dan konseptor ulung. Dalam hal berbicara didepan umum, dirinya pandai memilah dan memilih kata. Beliau menghindari banyaknya penggunaan anak kalimat serta gaya bahasa multi interpretasi . Singkatnya : lugas dan mudah dicerna. Cara penjelasannyapun enak didengar, gampang dimengerti dan tertata rapi, membuat siapa saja yang mendengar bakal menyimak sampai habis.

Suatu ketika pernah Qosiri menengahi gesekan yang cukup tajam antara LKM dan para pelaku KSM yang terkenal kritis. Permasalahan bermuara pada kritikan keras pelaku KSM berkenaan dengan managerial LKM yang menurut mereka kurang akomodatif serta otoriter. Segera Qosiri memediasi kedua pihak yang berseberangan dengan merujuk pada Anggaran Dasar LKM, Tupoksi KSM serta buku-buku panduan PNPM MP. Suasana yang tadinya tegang berangsur-angsur menjadi kondusif, bahkan warga dan KSM meminta kepada Tim agar sering-sering bertandang ketempat mereka.

Ditunjang dengan Emotional Quotient (EQ)-nya yang diatas rata-rata, beliau sungguh layak menjadi Senior Fasilitator. Menghadapi masalah secomplicated apapun Qosiri tidak pernah meledak-ledak namun juga tidak pasif. Baginya permasalahan seorang fasilitator otomatis menjadi permasalahan bersama. Kami yang tergabung di Timnya merasa nyaman dengan gaya kepemimpinan beliau. Kami menjadi percaya diri akan kredibilitas Tim, tidak segan-segan kami bertanya pada dirinya tentang segala sesuatu hal yang belum kami mengerti. Saya banyak belajar dari beliau terkait dengan managerial pengendalian masalah dilapangan. Pernah malam hari sepulangnya kami dari Sepang Jaya ( salah satu wilayah dampingan Tim 10 ) beliau berkata pada saya “Pada hakikatnya semakin sering kita menangani suatu permasalahan dilapangan, maka semakin bagus! Mengapa? Kapasitas kita sebagai Fasilitator menjadi terasah dan kian teruji. Kesemuanya kelak menjadi pengalaman berharga dimasa mendatang. Kita tidak akan kaget lagi bila menjumpai kasus serupa. Oleh sebab itu disetiap kendala yang terjadi dilapangan, mas Alfa harus ada dan eksis memediasinya secara proporsional dan independen, dengan ataupun tanpa saya.” Statement ini jujur saja sangat berkesan dihati. Selanjutnya secara pro aktif saya berusaha untuk eksis mempelajari plus mengklarifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dilapangan dengan ataupun tanpa beliau.

Substansi seorang Qosiri menjadi bertambah sempurna diseluruh lini bila kita menilik pada pemahamannya akan :
1. Data tertib administrasi baik QS, SIM, Laporan Bulanan maupun yang lain, dari segi penalaran maupun akurasinya.
2. Penguasaannya terhadap program-program komputer yang bersifat aplikatif baik ¬on line maupun off line.
3. Wawasan beliau terhadap Dunia Pemberdayaan aktual beserta peran para Stake Holder yang berhubungan langsung dengan program PNPM MP.


Jaenal Arifin

The natural Successor
Jaenal Arifin, pembawaannya kalem. Pribadinya rendah hati dan pantang menonjolkan diri. Saat menyampaikan sesuatu dirinya terkesan berhati-hati pada lawan bicara. Semasa menjadi Fasilitator Sosial, mas Jaenal selalu meng-assist keberadaan pak Vicky selaku SF. Keduanya tinggal bersama di Basecamp, nyaris tiap malam dilewati dengan sharing, diskusi atau “beredar” dari satu dampingan ke dampingan yang lain. Maka tak heran bila substansi mas Jaenal telah sempurna karena telah diduplikasikan langsung oleh pak Vicky tiap saat-tiap waktu.

Difase Sosialisasi Awal saya pernah mengundang mas Jaenal studi banding kewilayah dampingan kami. Saya minta dikritisi olehnya berkenaan dengan apa saja kekurangan saya kala berorasi dihadapan audience. Kemudian tibalah sesi tanya jawab, warga menanyakan mekanisme skala prioritas PJM. Menurut asumsi mereka, kelak seluruh usulan kegiatan yang masuk tidak sepenuhnya dapat terakomodir oleh BLM PNPM sebab dana terbatas serta banyak rambu-rambu Negative List. Saat itu momennya sungguh tepat, setelah meminta izin kepada kami, Mas Jaenal “on fire” menerangkan muatan PJM berikut mekanisme Skala Prioritas secara detail dan terperinci. Penuturannya sistematis! Seluruh audience menyimak secara serius hingga ruangan menjadi hening…...Memukau sekali! Dari situ saya paham bahwa substansi mas Jaenal kuat.

Salah satu kecerdasan pemikiran mas Jaenal terlihat pada saat kami berdiskusi. Dirinya melontarkan ide one stop manufacturing ( Ditataran konsep / wacana ) : “Taruh kata dalam satu Kelurahan ada wirausaha cetak sablon dan undangan berikut sewa tarub + catering yang dibidani secara serius oleh PNPM MP, ditindak lanjuti sungguh-sungguh oleh warga dan dipantau serius oleh Tim, maka akan tercipta sebuah Home Industry skala mikro dengan skup local managerial marketing. Saat musim hajatan tiba, masing-masing mini entrepreneur tersebut diatas dengan mudah melakukan subsidi silang. Azas yang dibangun berbasis simbiosis mutualistis yakni profit sharing.” Kami yang mendengar pemaparannya terkesima….Melihat suasana berubah menjadi formil, segera saja mas Jaenal menyisipi penuturannya dengan guyon, “Mudah-mudahan suatu saat nanti kesampaian ya, meskipun nggak harus sama persis, yang penting proporsional! Asal jangan mensubsidi silangkan kegiatan menjahit dengan rehab jamban MCK, nggak nyambung mas........!”

Diwarisi bekal penuh oleh dua mantan SF-nya yang kredibel, jelas saja substansi mas Jaenal bertambah spesial. Suatu ketika saya pernah bercanda kepadanya, “Sampean sangat beruntung mas Jey, dua guru sampean orang-orang sakti mandraguna dibuana PNPM MP. Suatu saat kelak sampean bakal turun gunung ( Naik menjadi SF ) dan mempraktekkan seluruh ilmu yang sampean dapat dari mereka. Gimana? berani menerima tantangan mas Jey?” Mas Jaenal tersenyum seraya membalas, “Saya mah siap, dan kalau hal itu terjadi mas Alfa saya kontrak dengan nilai transfer tinggi untuk bergabung di Tim 05. Karakter mas Alfa sangat cocok dengan warga disini. Gimana? Berani menerima tantangan mas Alfa…..?” Walhasil saya tertawa keras sekali………..

Namun kemudian feeling saya tidak meleset, kebijakan Koorkot-I menetapkan mas Jaenal naik menjadi SF menggantikan posisi pak Vicky. “Mantap!” Pikir saya, hal ini selaras dengan harapan seluruh LKM dampingan Tim 05 dengan pertimbangan : Interaksi harmonis yang telah terbina diwilayah dampingan, substansi yang prima dari sosok mas Jaenal serta ritme koordinasi yang telah sinkron.

Mas Jaenal tergolong adaptif dalam mempelajari sesuatu yang baru bahkan yang sama sekali asing dengan dunianya. Pemikiran plus strategi dilapangannya logis dan argumentatif. Strategi pertama yang dilakukan beliau setelah menjabat SF Tim 05 ialah mengundang seluruh Koordinator LKM. Mas Jaenal membai’at kesanggupan seluruh delegasi LKM yang hadir untuk bersama-sama bergandeng tangan memajukan kecamatan Teluk Betung Barat melalui program PNPM MP . Dipertemuan itu pula beliau menyampaikan agar kiranya LKM membuang jauh-jauh kecemasan yang tidak beralasan berkaitan dengan rumor berubahnya irama kepemimpinan Tim selepas pak Vicky pergi. Tentu saja hal ini disambut antusias oleh audience. Untuk seterusnya managerial beliau ditataran internal Tim berjalan dengan baik : Demokratis namun tidak lembek. Meski notabene sebagai SF baru, mas Jaenal tidak keteteran dalam hal menghandling pelaporan administratif dan progress bulanan. Seorang Jaenal Arifin, SEDARI DULU SAYA TIDAK PERNAH MERAGUKAN KAPASITASNYA……………...

Penutup
Dari Mujahid-mujahid gagah inilah saya paham makna sesungguhnya dari Profesionalisme, tanggung jawab, beban moril dan harga diri. Waktu boleh berlalu, Fasilitator boleh datang dan pergi silih berganti, namun kenanglah kelak eksistensi mereka, setidaknya melalui tulisan sederhana ini…………………….

SEKIAN

ALFA ADITYA FASKEL CD TIM 10

“JEMBATAN YANG DIINGINKAN WARGA”

Bermula dari sebuah akses jalanan sempit yang landai serta bermuara pada jembatan yang kecil dan hanya mampu dilalui oleh kendaraan beroda dua (motor*red). Jembatan ini adalah sebuah akses vital menuju Kantor Kelurahan Sepang Jaya. Kondisi berubah amat mengenaskan kala musim hujan tiba : air yang meluap dikala banjir melintasi jembatan, kondosi jalan yang licin dan berbahaya. Beberapa kali pengguna kendaraan roda dua terpeleset ketika melintasi jalur ini.   Singkat kata ”mengkhawatirkan”, padahal fungsi dari jalan lintas tersebut sebagai jalur transportasi alternatif menuju ke pertanian dan ke kelurhan.

 

Karena termasuk kategori Force Majeure, maka warga setempat kemudian mengusulkan kegiatan rombak total jembatan kepada LKM. Sebagai tindak lanjut, LKM beserta dengan Tim 10 segera melukan cross check kelokasi. Setelah melakukan tanya jawab dengan warga setempat plus melihat kondisi existing, maka usulan dari warga tersebut diatas di jadikan skala proritas usulan kegiatan lingkungan. Hal ini disebabkan usulan kegiatan sesuai dengan sesuai dengan pattern MDG’s dibidang Ekonomi dan kesehatan. melalui Penerima manfaat langsung yang sesuai dengan pattern MDG’s dibidang kesehatan

 

Rembug Penetapan skala proritas usulan.

Setelah diadakannya rembug lokakarya skala proritas usulan kegiatan, masuklah usulan tersebut menjadi  usulan skala proritas, yang akan dilaksanakan pada termin 1 th 2009 ( PNPM-MPk )

 

Kami siap untuk berswadaya

Kami siap pak untuk berswadaya!!! Kami punya tenaga yang bisa kami andalkan. Celetuk pak Samirano warga RT 06 LK 2 (selaku  penerima manfaat *red)

 

Rembug dari warga penerima manfaat

Dimalam yang terang disaksikan sinar rembulan dan semilir angin yang sejuk,  warga  merembugkan solusi bagaimana proses pelaksanaan perombakkan jembatan dapat dilebarkan sehingga mobil pun bisa lewat. Namun yang menjadi kendala ialah lebar jalan menuju jembatan terlalu sempit, dikarenakan kiri akses jalan menuju jembatan terhalang sebuah dinding pembatas wilayah tanah milik orang ( Bapak Berkat karo karo )…

Í”Bagaimana nih kita  mencari solusinya?...” kata pak narno

” Yuuk kita rame-rame kesana minta persetujuan kepada Bpk Berkat karo karo untuk dapat mengizinkan tanahnya dihibahkan, tooh untuk kepentingan kita bersama juga, ya gak bapak bapak...!!!” usul pak narno

Setujuuuuuuuuu........” seru warga yang hadir

 

Walhasil bapak berkat karo karo menyetujui usulan yang datang dari warga tersebut, dengan syarat agar kiranya dinding pembatas wilayah yang terkena pelebaran di didirikan kembali. Warga pun setuju dengan ajuan tersebut, ”yang seperti kami bilang kami siap pak untuk berswadaya....”  ujar salah satu Tokoh Masyarakat. Malam itu disaksikan oleh Fasilitator, terbentuklah KSM Dadap Mandiri. Adapun nilai BLM yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp.40.300.00,- .sementara Swadaya masyarakat yang terkumpul sebesar.

Rp. 6.362.500,- yang mana lokasi tersebut berada di jalan dadap kel. Sepang jaya kec. kedaton

 

Pelaksanaan Kegiatan

Apa yang telah disepakati bersama oleh warga ternyata bukan sekedar isapan jempol! Secara bersama sama warga gotong royong bahu membahu bergabung dengan KSM Dadap Mandiri. Bahkan seolah tak mau kalah, para ibu-ibupun turut serta menyediakan kopi, rokok berikut cemilan ringan.

Dokumentasi : Gotong royong yang dilakukan beramai ramai oleh warga penerima manfaat yang dipandu oleh Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Dadap Mandiri yang di ketuai oleh Bapak Deri Dermawan, S.E.

”Ayoo semangat semangat !!!” Spontan dari Pak Deri Dermawan, SE

 

 

 

 

 

 

 

 

Dokumentasi : Pembangunan perombakan jembatan dan dinding penahan yang telah dilaksanakan, yang mana selalu di kunjungi baik dari kami selaku fasilitator maupun dari Askot Infrastruktur ( Mardiana, S.T ) *red

 

 

 

 

 

 

 

 

Penutup

Kini keberadaan Jembatan tersebut yang merupakan acses jalan menuju ke kelurahan dapat dinikmati bersama oleh warga setempat. Tentu saja hal ini membuat satu permasalahan besar dikelurahan tersebut dapat terselesaikan. Kunjungan dari Pak jaja Soemantri, Bu nisa, dari perwakilan Satker serta ketua forum LKM kec. Kedaton       (Drs. Sumanto ) pun ikut turun melihat langsung ke lokasi pembangunan Perbaikan Jembatan yang didampingi oleh ketua KSM dan UPL kel. Sepang Jaya Mandiri

Semoga kedepannya Jembatan ini dapat dirasakan manfaatnya secara berkesinambungan, amin.

 

SEKIAN

EKSISTENSI KELEMBAGAAN

Perjalanan PNPM MP semenjak fase Sosialisasi berlangsung hingga   terbentuknya LKM

 

Beberapa Staff LKM sedang berembug

 
Lembaga Keswadayaan Masyarakat            ( LKM ) yang dikatakan bagus dan baik tidak semata-mata piawai dalam hal memanagerial KSM terkait pengumpulan proposal, LPJ,  maupun tertib administrasi lainnya secara on line dan on time. Masih banyak beberapa hal yang menjadi faktor pertimbangan. Salah satu diantaranya adalah “Sehat Organisasi” yang terjadi bukan secara kebetulan, melainkan lebih karena faktor : animo dan antusiasme dari warga setempat yang memang mau, sadar dan paham akan pentingnya kehadiran program PNPM-MP yang dirasa sangat mengakomodir kebutuhan warga baik dibidang Sosial, Ekonomi maupun Infra Struktur ( Tridaya ).

 

Embrio dari spirit tersebut diatas sudah terasa dikelurahan Labuhan Ratu manakala dialog antara Tim Fasilitator dengan masyarakat difase sosialisasi berlangsung interaktif via komunikasi dua arah. Hampir disetiap pertemuan ( fase siklus PNPM ) audience yang datang  penuh, sehingga level indikator partisipasi wanita mencapai quota yang ditetapkan ( 30% dari jumlah kehadiran peserta yang hadir ). Buah yang dirasakan bersama ialah terbentuknya suatu persamaan persepsi akan  konsep fundamental PNPM. Contohnya adalah  ketika Rembug perumusan skala prioritas PJM diselenggarakan : masyarakat yang datang cukup banyak, mewakili seluruh RT dari masing-masing Lingkungan, yang mana mereka paham betul akan substansi dari pertemuan. Sehingga usulan dari beberapa warga yang tidak terakomodir dalam PJM, tidak serta merta membuat mereka sakit hati, walk out atau memperkeruh suasana rapat.

 

Berdasarkan poin tersebut diatas, tidak salah rasanya bila representasi warga yang tergabung dalam LKM Kelurahan Labuhan Ratu memenuhi kriteria “sehat organisasi”.

 

 

Karakteristik LKM Labuhan Ratu Bersatu

SEKRETARIAT LKM YANG REPRESENTATIF

Rumah pak Irwansyah atau yang lebih dikenal dengan panggilan sehari-hari pak “Iwan” , segera saja didaulat menjadi sekretariat LKM atas usulan mutlak warga setempat. Hal ini mengingat luasnya tempat beliau. Terlebih lagi lokasinya cukup strategis, berdekatan dengan Kantor Kelurahan dan sebelumnya sering dijadikan sebagai tempat rembug masyarakat difase Siklus PNPM.

Dua kamar mandi dibawah, Musholla diatas

 
Sebagai gambaran : dilokasi kediaman beliau telah tersedia Saung yang cukup besar guna menampung kurang lebih seratus orang untuk rapat dengan perlengkapan meja, kursi sofa, akses menuju toilet, wastafel, Aqua Galon Hot And Cold set dipersiapkan bagi warga yang hadir lengkap dengan kopi dan gulanya, juga bangku plastik dalam jumlah banyak. Aula didesain sedemikian rupa, beratap bambu plus rumbia, dengan panorama kolam pemancingan terbuka sehingga menghadirkan kesan nyaman bagi siapapun yang datang. Namun itu belum cukup. Kurang lebih 10 meter dari Aula ada hamparan taman dengan bangunan minimalis namun kondusif difungsikan sebagai kantor LKM. Kita dihadapkan langsung dengan meja ala “pak Lurah” beserta set kursi tamu ketika masuk. Suasana formal terasa diruangan ini dengan arsip-arsip yang tertata rapi. Dengan fasilitas Sekretariat yang representatif ini, warga merasa betah untuk berlama-lama sharing dengan staff LKM. Terlebih lagi figur pak Hermansyah                       ( Koordinator LKM ) dan pak Iwan adalah tokoh yang cukup dikenal dilingkungan setempat. Hampir selalu ada tamu dari warga setiap kali Tim Fasilitator berkunjung. Yang sekedar bersilaturahmi, menanyakan follow up kegiatan PNPM ataupun diskusi serius. Bahkan Kepala Lurah Labuhan Ratu-pun merasa nyaman dengan seringnya beliau bertandang ketempat ini ketika jam kantor selesai untuk sekedar minum kopi, berbincang-bincang santai dengan warga / staff LKM, sampai hal yang sifatnya substansial seperti menandatangani dokumen-dokumen penting PNPM MP dan lain lain. Sehingga Sekretariat LKM adalah “Kantor kedua  pak Lurah diluar jam kerja.”  

 

Beberapa kali Tim Faskel yang tidak dapat menjumpai Kepala Lurah untuk berkoordinasi lantaran menjelang sore kantor telah tutup, ternyata  yang bersangkutan dapat ditemui disekretariat LKM. Hal ini sungguh memudahkan ruang gerak Tim untuk berinteraksi dengan beliau.   

 

RUKUN DAN SOLIDNYA STAFF  LKM

Cobalah mampir ke sekretariat LKM Labuhan Ratu diluar jam kerja, pasti ada lebih dari tiga staff LKM yang kita dapat jumpai disana. Hal ini terjadi nyaris setiap hari. Terlebih bila Sabtu malam atau ada rembug LKM yang harus diadakan. Apabila ada salah satu dari anggota LKM yang keberadaannya sangat dibutuhkan namun berhalangan hadir, cukup dikonteks via Handphone oleh Koordinator, umumnya mereka langsung menyempatkan diri untuk datang.

 

Koordinasi rutin dengan melibatkan peran aktif seluruh anggota LKM dalam sebuah rembug juga bukan merupakan hal yang sulit dikelurahan Labuhan Ratu. Sebagai gambaran solidnya staff LKM ialah :  dinamisnya suasana diskusi atau rapat internal, tak jarang terjadi adu argumen dan perdebatan yang seru. Uniknya semua selesai cukup sebatas diforum saja, tidak terbawa-bawa hingga keluar. Solidnya para pelaksana LKM inilah yang membuat progress PNPM-MP Alhamdulillah berjalan lancar, tidak ditemukan kendala yang berarti didalam pelaksanaannya.

 

 

LKM, UP-UP, KSM DAN WARGA = SIMBIOSIS MUTUALISTIS

Suasana Lokakarya PJM

 
            Atas kebijakan yang diambil oleh LKM, kegiatan ditermin pertama RENTA I difokuskan pada pelaksanaan program Infra Struktur, hal ini mengingat mendesaknya kebutuhan warga berkenaan dengan : pengadaan sarana air bersih, Drainase, paving Block dan lain sebagainya. Kebijakan LKM ini diterima dengan mufakat oleh seluruh masyarakat Kelurahan Labuhan Ratu. Berulang kali coaching tata cara pengisian proposal-LPJ Infra Struktur dilaksanakan oleh Tim Fasilitator dan UPL, berulang kali pula dihadiri oleh sejumlah delegasi RT / Lingkungan dalam jumlah yang cukup signifikan. Sedemikian antusiasnya warga, sepertinya tidak ada ruang “enggan” dibenak mereka menyikapi pelaksanaan kegiatan, sampai-sampai ada perwakilan RT yang protes keras kepada Koordinator karena merasa jarang dilibatkan dalam tiap rembug  warga, yang mana setelah dicross check hal tersebut bermuara dari HP yang bersangkutan sering”error” manakala dihubungi oleh LKM atupun UPL.

 

Dalam hal survey lokasi kegiatanpun tidak jauh berbeda, ketika LKM telah menginstruksikan RT setempat untuk “siap sedia”  mengutus warganya mendampingi UPL dan Tim Fasilitator yang akan datang guna mengukur dan cek kondisi existing, mereka menyambutnya dengan semangat. Perwakilan RT yang ditunjuk LKM umumnya paham diluar kepala titik lokasi mana saja yang membutuhkan pembangunan dan renovasi. Yang sangat mengherankan ialah :  warga yang dikunjungi rata-rata akrab betul dengan UPL dan LKM ( bukan sekedar kenal ), terlebih lagi dengan figur pak Herman.

 

Sementara diantara para anggota LKM sering berbagi peran dan tugas : siapa yang mendampingi fasilitator kelapangan dan siapa yang stand by disekretariat, karena tempat tersebut juga selalu dikunjungi oleh KSM setiap harinya untuk menyetorkan proposal atau mendiskusikan tekhnis pelaksanaan kegiatan. Intinya suasana baik dilapangan maupun disekretariat pra dan pasca pelaksanaan kegiatan berjalan dinamis. 

 

 

DUKUNGAN DAN SUPPORT PENUH DARI KEPALA LURAH

Pada umumnya, disetiap sesi kegiatan PNPM terutama yang sangat urgen seperti Pemilihan pengurus LKM, acara perdana Sosialisasi Awal dan sebagainya, Lurah Labuhan Ratu selalu menyempatkan diri untuk hadir. Beliau selalu memberikan kata sambutan kepada audience juga ditujukan kepada Tim Faskel, yang mana pada intinya beliau secara tegas mendukung penuh program PNPM MP diwilayahnya dengan harapan agar koordinasi terus berjalan serta bimbingan Fasilitator kepada pelaku PNPM terkait ( LKM, UP-UP, KSM & warga ) dapat terlaksana secara kontinyu. Pada kesempatan yang lain beliau juga berpesan supaya pembuatan plang / label PNPM segera ditempel ditiap-tiap sarana Infra Struktur yang telah dibangun agar tidak menimbulkan rumor negatif juga agar masyarakat luas dapat mengetahui pelaksanaan program yang sudah berjalan. Statement dukungan dari beliau ini sangat dirasakan oleh Tim Faskel berupa mudah dan lancarnya koordinasi, kepengurusan tertib administrasi berupa dokumen atau arsip yang membutuhkan legalitas beliau.

 

Sementara support dari Lurah Labuhan Ratu difokuskan pada pelaksanaan kegiatan Tridaya, khususnya Infra Struktur dan Sosial. Beliau menghimbau supaya nanti kelak apabila program PNPM MP diwilayahnya sudah selesai, ada satu bahkan lebih karya nyata yang dapat dirasakan berkelanjutan dan terus dikenang oleh warga. Semisal : Bangunan Sumur Bor dengan fasilitas Water Torn yang tinggi. Tercantum disana plang atau logo PNPM MP dengan sablon yang dapat terbaca jelas, sehingga setiap orang yang melihatnya pasti teringat program ini ( Gagasan dalam bentuk ide / wacana ).

 

Dibidang Sosial, Lurah Labuhan Ratu mengharapkan agar warga sungguh-sungguh memanfaatkan pelaksanaan program seoptimal mungkin. Beliau akan terus memonitoring kegiatan yang akan dan yang sudah berjalan. Besar harapan dari beliau agar kiranya program Sosial Pelatihan maupun Sosial Produktif bisa berjalan maksimal, sehingga dapat melibatkan peran aktif warga khususnya dedikasi para pemuda untuk memiliki badan usaha mikro independent. Dengan demikian angka pengangguran dan kemiskinan dapat dieliminir. 

 

Solidnya unsur-unsur praktisi PNPM MP Labuhan Ratu dan harmonisnya hubungan mereka dengan aparat pemerintahan setempat –dalam hal ini Kepala dan staff Kelurahan- merupakan modal signifikan bagi LKM untuk dapat terus eksis serta berkiprah mewujudkan prestasi yang dapat dibanggakan. Seluruh elemen tersebut diatas sadar betul akan hal itu!

 

 

 

 

Harapan LKM kedepan

      Suatu ketika dalam suasana informal pasca rembug pelaksanaan kegiatan, audience yang hadir menanyakan eksistensi LKM kedepan kepada Tim faskel, hal ini diutarakan setelah mereka tergelitik dengan munculnya kabar bahwa bagi LKM-LKM yang berprestasi, akan mendapatkan apresiasi dari pemerintah dan program pemberdayaan lain diluar PNPM MP dalam wujud publikasi, kerja sama ataupun channeling. Menanggapi hal tersebut, Tim menjelaskan secara panjang lebar bahwa untuk menjadi LKM berprestasi bukanlah pekerjaan mudah namun bukan pula hal yang mustahil untuk dilaksanakan.

 

      Yang mana garis besar dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas ialah LKM setidaknya harus memenuhi kriteria 3 “sehat” :

  1. “Sehat Organisasi”, sebagaimana yang telah diulas diawal artikel. Berupa solidnya LKM dalam mengatasi permasalahan yang muncul, interaksi yang harmonis diantara sesama anggota, keaktifan LKM dalam rembug secara berkala, transparansi / keterbukaan LKM terhadap masyarakat dan representasi Sekretariat yang qualified ( tidak harus mewah ).
  2. “Sehat hubungan” dengan aparat pemerintahan setempat, yakni Kelurahan beserta perangkatnya berupa koordinasi intensif  sehingga LKM dan Kelurahan menjadi mitra kerja yang sinergis dan equal.
  3. “Sehat dalam akuntabilitas pelaksanaan program”, dalam hal pertanggung jawaban pelaksanaan Ekonomi Bergulir sub : pengembalian pinjaman ( RR / Repayment Rate ). Sesi ini menjadi roh dari PNPM MP, dimana kredibilitas LKM sungguh-sungguh diuji ditingkat pengembalian pinjaman. Sebagus apapun pelaksanaan program Sosial dan Infra Struktur yang telah berjalan, tidak akan ada artinya bila RR yang diajukan sebagai progress report ternyata hasilnya dibawah rata-rata. Semakin baik tingkat pengembalian pinjaman, maka semakin besar peluang sebuah LKM dianggap berprestasi.[1]

 

Menanggapi hal tersebut, pak Herman dan pak Iwan secara antusias memberikan statement bahwa untuk poin satu dan poin dua mereka optimis mewujudkannya. Karena kerja keras LKM selama ini untuk membentuk sebuah lembaga yang solid telah dirasakan hasilnya. Demikian pula halnya dengan usaha untuk menjalin hubungan yang koordinatif antara LKM dengan pihak kelurahan. Sementara untuk poin ketiga yakni Sehat dalam akuntabilitas pelaksanaan program, LKM mengakui harus berupaya ekstra guna memperoleh hasil yang kondusif, mengingat pelaksanaan Ekonomi Bergulir sesuai kesepakatan bersama akan dilaksanakan ditermin ke-3 dan sejauh ini LKM beserta UPK belum memiliki pengalaman real dilapangan, baru sebatas teori saja. Akan tetapi melalui booklet Best Practise yang pernah dibagikan oleh Tim Faskel, secara konsep LKM menyadari bahwa pelaksanaan Ekonomi Bergulir yang baik, stabil dan lancar tingkat pengembaliannya sangat bertumpu pada managerial dan inovasi  LKM, pemahaman substansi yang komprehensif dari UPK serta jalinan kerjasama yang baik dengan Fasilitator, terlebih Fasilitator Ekonomi.

 

Belajar dari program diluar PNPM MP yang mengalami kredit macet dalam pelaksanaan ekonomi bergulirnya, LKM berencana akan mengeluarkan kebijakan selektif dan ketat dalam hal screening daftar calon penerima manfaat.

Semoga saja kerja maksimal yang  telah ditempuh LKM selama ini tidak mengendur bahkan pudar ditengah jalan. Dan semoga antusias serta semangat mereka tidak hanya dalam tataran wacana.  



[1] Influenced by Askot CD-1 ( Sdr. Agus Tubagus, S.SOS )  thus verbal interactive dialogues with Senior Facilitator of Team 05 ( Vicky Yanuar Handari ) & Facilitator Of Micro Finance Team 10              ( Titik Rusyanti )