Senin, 29 Maret 2010

SWADAYA FULL, SUMUR BOR MUNCUL..!!

08.00 BBWI. Minggu pagi dikelurahan Kampung Baru………

Para ibu beramai-ramai kumpul disekitar bak penampungan berdiameter besar. Dasar lantainya disemen dan terlihat jernih. Air tak henti-hentinya memancur deras dari pipa dengan Tower tinggi sebagai penyangga Water Torn. Sepintas nampak seperti kolam renang ! Ada yang sibuk mencuci pakaian, memandikan anaknya ataupun mencuci piring sambil mengobrol santai.  Pagi yang hidup! Tiba-tiba muncul seorang bocah telanjang bulat mengambil ancang-ancang untuk menceburkan dirinya kekolam! Sang ayah datang membentak agar sibocah jangan melakukan hal tersebut.  Melihat hal tersebut, ada seorang ibu yang menimpali, “Wah persis seperti kelakuan bapaknya waktu kecil…! Nggak boleh ngeliat air bawaannya mau nyemplung melulu, turunan bebek kayaknya…….” Riuhlah tempat tersebut oleh derai tawa…….

 

 

SEBELUMNYA…….

Sudah lama masyarakat di RT 03 LK I mengidam-idamkan adanya sarana air bersih. Bagaimana tidak? Selama ini wilayah padat penduduk tersebut mengalami krisis air, untuk memperolehnya saja warga harus mengambilnya dari endapan sawah berwarna keruh, disaring kemudian dipakai untuk keperluan MCK itupun dalam debit yang terbatas. Air jenis ini jelas tidak layak digunakan serta tidak higienis untuk dikonsumsi. Sementara penduduk yang lain harus mengantri jatah air dimesjid yang jaraknya lumayan jauh.

 

Berdasarkan hal tersebut diatas, usulan kegiatan Fisik ini sangat sesuai dengan pattern MDG’s dibidang kesehatan, yang mana seluruh penerima manfaat mayoritas merupakan warga kurang mampu yang sangat membutuhkan sarana air bersih.

 

Fenomenalnya kegiatan Pengadaan Sarana air bersih ( Sumur Bor ) dikelurahan Kampung Baru

 

Miris dan cenderung iba ketika melihat keadaan warga pada Rt 03 Lk I yang sehari hari harus “menggendong” air dari jarak yang cukup jauh dan bahkan yang lebih menyedihkan lagi ketika musim kemarau tiba masyarakat berduyun-duyun menggali tanah sawah yang kemudian airnya disaring dan  digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Bebekal informasi tersebut para relawan mendatangi skeretariat LKM yang untuk “mengadukan” permasalahan tersebut untuk dicarikan solusinya. Sedangkan dalam proses siklus masyarakat banyak yang tidak tahu bahwa PNPM akan menggulirkan bantuan ke masyarakat, hal ini dilakukan oleh para relawan agar keinginan masyarakat untk ikut serta dalam setiap siklus didasari oleh sikap kerelawanan bukan sikap mengharapka pamrih. Nah meskipun demikian sikap keteladanan yang patut diacungi jempol tersebut ternyata membuahkan hasil yang biasa….(dibilang luar biasa jika tak dinilai berlebihan oleh pembaca….)

 

Kesesuaian antara Pattern MDG’s dengan para penerima manfaat langsung  ( warga sekitar ) yang mayoritas miskin dan kesulitan memperoleh air bersih adalah target utama yang diterapkan oleh relawan, sehingga kegiatan yang terlaksana memang betul-betul didasarkan keinginan untuk melakukan perubahan yang mendasar.

 

Kami siap mensukseskan sumur bor…

 

Sikap antusiasme warga makin menjadi-jadi ketika mendengar bahwa akan dilaksanakan pembuatan sumur bor di lokasi mereka yang difasilitasi oleh PNPM…setelah melakukan beberapa kali rembug warga untuk menentukan kesepakatan tentang diamana, tanah siapa, dan besaran biaya, dicapailah kesimpulan yang membuat mereka tersenyum bahagia…

 

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) DAMAI itulah nama yang mereka sepakati sebagai panitia pelaksana kegiatan tersebut, berbekal dana BLM tahap II sebesar Rp. 16.295.000 yang ditargetkan untuk membuat sumur bor 1 unit dan kolam penampungan, masyarakat secara sukarela berpartisipasi baik itu tenaga maupun sekedar secangkir kopi… “ semua ingin terlibat dalam kegiatan ini” kata salah satu masyarakat.  Karena secara sadar mereka sangat membutuhkan air bersih,…anak-anak bakal tidak lagi telat kesekolah, dan ibu-bu lebih mudah untuk mencuci pakaian atau perabot rumah tangga…

Sebidang tanah hibah berukuran 5 X 6 meter yang terletak dibelakang rumah pak RT dijadikan lokasi kegiatan ini, dari dana yang tersedia ternyata tidak mampu mengcover semua kebutuhan, atas inisiatif warga gotong royong adalah solusi terbaik.

 

Fantastis….swadaya dari mana itu??

 

Swadaya dari mana???....terlontar kata-kata dari beberapa LSM yang dating berkunjung yang kebetulan bertepatan dengan monitoring rutin Fasilititator.. kami tidak menjawab tapi langsung kami serahkan ke masyarakat untuk menjawab…

 

“Itung sajalah dari tanah yang kami hibahkan” dari tenaga yang kami berikan dan lain sebagainya..kata seorang warga…

Ada rekapan swadaya di pak RT.”  Celetuk warga yang lain…

Setelah dicek ternyata benar benar luar biasa…hamper 70% swadaya muncul di kelurahan kampung baru…dari kegiatan sumur bor ini saja swadaya hampir mencapai 20-an juta.

 

 Operational and Maintanance 

 

Cukup Rp. 2000,- per KK/ bulan untuk dapat menikmatai air yang melimpah ruah, itulah hasil rembug warga tentang penentuan iuran untuk perawatan dan lain-lain. Tapi realisasinya tidak sedikit warga yang membayarkan iuran 10 kali lipat besarnya.  “kami sangat berterimakasih”  tidak banyak yang bias kami Bantu yan sekedarnya sajah..itupun jauh dibawah saat kamu harus membeli air setiap hari.

 

 

Penutup

Kini keberadaan Sumur Bor tersebut dapat dinikmati bersama oleh warga setempat. Tentu saja hal ini membuat satu permasalahan besar dikelurahan tersebut dapat terselesaikan. Buah manis yang dapat dirasakan bersama ialah ketika ibu Niken selaku PJOK mengcross check kondisi fisik Sumur Bor serta merekomendasikan kegiatan yang sudah rampung ini untuk diresmikan secara langsung oleh Bapak Walikota, yang kemudian dapat terealisasikan peresiman pengunaanya dengan baik. Semoga kedepannya unit Sumur Bor ini dapat dirasakan manfaatnya secara berkesinambungan, amin.

 

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar