Senin, 29 Maret 2010

EKSISTENSI KELEMBAGAAN

Perjalanan PNPM MP semenjak fase Sosialisasi berlangsung hingga   terbentuknya LKM

 

Beberapa Staff LKM sedang berembug

 
Lembaga Keswadayaan Masyarakat            ( LKM ) yang dikatakan bagus dan baik tidak semata-mata piawai dalam hal memanagerial KSM terkait pengumpulan proposal, LPJ,  maupun tertib administrasi lainnya secara on line dan on time. Masih banyak beberapa hal yang menjadi faktor pertimbangan. Salah satu diantaranya adalah “Sehat Organisasi” yang terjadi bukan secara kebetulan, melainkan lebih karena faktor : animo dan antusiasme dari warga setempat yang memang mau, sadar dan paham akan pentingnya kehadiran program PNPM-MP yang dirasa sangat mengakomodir kebutuhan warga baik dibidang Sosial, Ekonomi maupun Infra Struktur ( Tridaya ).

 

Embrio dari spirit tersebut diatas sudah terasa dikelurahan Labuhan Ratu manakala dialog antara Tim Fasilitator dengan masyarakat difase sosialisasi berlangsung interaktif via komunikasi dua arah. Hampir disetiap pertemuan ( fase siklus PNPM ) audience yang datang  penuh, sehingga level indikator partisipasi wanita mencapai quota yang ditetapkan ( 30% dari jumlah kehadiran peserta yang hadir ). Buah yang dirasakan bersama ialah terbentuknya suatu persamaan persepsi akan  konsep fundamental PNPM. Contohnya adalah  ketika Rembug perumusan skala prioritas PJM diselenggarakan : masyarakat yang datang cukup banyak, mewakili seluruh RT dari masing-masing Lingkungan, yang mana mereka paham betul akan substansi dari pertemuan. Sehingga usulan dari beberapa warga yang tidak terakomodir dalam PJM, tidak serta merta membuat mereka sakit hati, walk out atau memperkeruh suasana rapat.

 

Berdasarkan poin tersebut diatas, tidak salah rasanya bila representasi warga yang tergabung dalam LKM Kelurahan Labuhan Ratu memenuhi kriteria “sehat organisasi”.

 

 

Karakteristik LKM Labuhan Ratu Bersatu

SEKRETARIAT LKM YANG REPRESENTATIF

Rumah pak Irwansyah atau yang lebih dikenal dengan panggilan sehari-hari pak “Iwan” , segera saja didaulat menjadi sekretariat LKM atas usulan mutlak warga setempat. Hal ini mengingat luasnya tempat beliau. Terlebih lagi lokasinya cukup strategis, berdekatan dengan Kantor Kelurahan dan sebelumnya sering dijadikan sebagai tempat rembug masyarakat difase Siklus PNPM.

Dua kamar mandi dibawah, Musholla diatas

 
Sebagai gambaran : dilokasi kediaman beliau telah tersedia Saung yang cukup besar guna menampung kurang lebih seratus orang untuk rapat dengan perlengkapan meja, kursi sofa, akses menuju toilet, wastafel, Aqua Galon Hot And Cold set dipersiapkan bagi warga yang hadir lengkap dengan kopi dan gulanya, juga bangku plastik dalam jumlah banyak. Aula didesain sedemikian rupa, beratap bambu plus rumbia, dengan panorama kolam pemancingan terbuka sehingga menghadirkan kesan nyaman bagi siapapun yang datang. Namun itu belum cukup. Kurang lebih 10 meter dari Aula ada hamparan taman dengan bangunan minimalis namun kondusif difungsikan sebagai kantor LKM. Kita dihadapkan langsung dengan meja ala “pak Lurah” beserta set kursi tamu ketika masuk. Suasana formal terasa diruangan ini dengan arsip-arsip yang tertata rapi. Dengan fasilitas Sekretariat yang representatif ini, warga merasa betah untuk berlama-lama sharing dengan staff LKM. Terlebih lagi figur pak Hermansyah                       ( Koordinator LKM ) dan pak Iwan adalah tokoh yang cukup dikenal dilingkungan setempat. Hampir selalu ada tamu dari warga setiap kali Tim Fasilitator berkunjung. Yang sekedar bersilaturahmi, menanyakan follow up kegiatan PNPM ataupun diskusi serius. Bahkan Kepala Lurah Labuhan Ratu-pun merasa nyaman dengan seringnya beliau bertandang ketempat ini ketika jam kantor selesai untuk sekedar minum kopi, berbincang-bincang santai dengan warga / staff LKM, sampai hal yang sifatnya substansial seperti menandatangani dokumen-dokumen penting PNPM MP dan lain lain. Sehingga Sekretariat LKM adalah “Kantor kedua  pak Lurah diluar jam kerja.”  

 

Beberapa kali Tim Faskel yang tidak dapat menjumpai Kepala Lurah untuk berkoordinasi lantaran menjelang sore kantor telah tutup, ternyata  yang bersangkutan dapat ditemui disekretariat LKM. Hal ini sungguh memudahkan ruang gerak Tim untuk berinteraksi dengan beliau.   

 

RUKUN DAN SOLIDNYA STAFF  LKM

Cobalah mampir ke sekretariat LKM Labuhan Ratu diluar jam kerja, pasti ada lebih dari tiga staff LKM yang kita dapat jumpai disana. Hal ini terjadi nyaris setiap hari. Terlebih bila Sabtu malam atau ada rembug LKM yang harus diadakan. Apabila ada salah satu dari anggota LKM yang keberadaannya sangat dibutuhkan namun berhalangan hadir, cukup dikonteks via Handphone oleh Koordinator, umumnya mereka langsung menyempatkan diri untuk datang.

 

Koordinasi rutin dengan melibatkan peran aktif seluruh anggota LKM dalam sebuah rembug juga bukan merupakan hal yang sulit dikelurahan Labuhan Ratu. Sebagai gambaran solidnya staff LKM ialah :  dinamisnya suasana diskusi atau rapat internal, tak jarang terjadi adu argumen dan perdebatan yang seru. Uniknya semua selesai cukup sebatas diforum saja, tidak terbawa-bawa hingga keluar. Solidnya para pelaksana LKM inilah yang membuat progress PNPM-MP Alhamdulillah berjalan lancar, tidak ditemukan kendala yang berarti didalam pelaksanaannya.

 

 

LKM, UP-UP, KSM DAN WARGA = SIMBIOSIS MUTUALISTIS

Suasana Lokakarya PJM

 
            Atas kebijakan yang diambil oleh LKM, kegiatan ditermin pertama RENTA I difokuskan pada pelaksanaan program Infra Struktur, hal ini mengingat mendesaknya kebutuhan warga berkenaan dengan : pengadaan sarana air bersih, Drainase, paving Block dan lain sebagainya. Kebijakan LKM ini diterima dengan mufakat oleh seluruh masyarakat Kelurahan Labuhan Ratu. Berulang kali coaching tata cara pengisian proposal-LPJ Infra Struktur dilaksanakan oleh Tim Fasilitator dan UPL, berulang kali pula dihadiri oleh sejumlah delegasi RT / Lingkungan dalam jumlah yang cukup signifikan. Sedemikian antusiasnya warga, sepertinya tidak ada ruang “enggan” dibenak mereka menyikapi pelaksanaan kegiatan, sampai-sampai ada perwakilan RT yang protes keras kepada Koordinator karena merasa jarang dilibatkan dalam tiap rembug  warga, yang mana setelah dicross check hal tersebut bermuara dari HP yang bersangkutan sering”error” manakala dihubungi oleh LKM atupun UPL.

 

Dalam hal survey lokasi kegiatanpun tidak jauh berbeda, ketika LKM telah menginstruksikan RT setempat untuk “siap sedia”  mengutus warganya mendampingi UPL dan Tim Fasilitator yang akan datang guna mengukur dan cek kondisi existing, mereka menyambutnya dengan semangat. Perwakilan RT yang ditunjuk LKM umumnya paham diluar kepala titik lokasi mana saja yang membutuhkan pembangunan dan renovasi. Yang sangat mengherankan ialah :  warga yang dikunjungi rata-rata akrab betul dengan UPL dan LKM ( bukan sekedar kenal ), terlebih lagi dengan figur pak Herman.

 

Sementara diantara para anggota LKM sering berbagi peran dan tugas : siapa yang mendampingi fasilitator kelapangan dan siapa yang stand by disekretariat, karena tempat tersebut juga selalu dikunjungi oleh KSM setiap harinya untuk menyetorkan proposal atau mendiskusikan tekhnis pelaksanaan kegiatan. Intinya suasana baik dilapangan maupun disekretariat pra dan pasca pelaksanaan kegiatan berjalan dinamis. 

 

 

DUKUNGAN DAN SUPPORT PENUH DARI KEPALA LURAH

Pada umumnya, disetiap sesi kegiatan PNPM terutama yang sangat urgen seperti Pemilihan pengurus LKM, acara perdana Sosialisasi Awal dan sebagainya, Lurah Labuhan Ratu selalu menyempatkan diri untuk hadir. Beliau selalu memberikan kata sambutan kepada audience juga ditujukan kepada Tim Faskel, yang mana pada intinya beliau secara tegas mendukung penuh program PNPM MP diwilayahnya dengan harapan agar koordinasi terus berjalan serta bimbingan Fasilitator kepada pelaku PNPM terkait ( LKM, UP-UP, KSM & warga ) dapat terlaksana secara kontinyu. Pada kesempatan yang lain beliau juga berpesan supaya pembuatan plang / label PNPM segera ditempel ditiap-tiap sarana Infra Struktur yang telah dibangun agar tidak menimbulkan rumor negatif juga agar masyarakat luas dapat mengetahui pelaksanaan program yang sudah berjalan. Statement dukungan dari beliau ini sangat dirasakan oleh Tim Faskel berupa mudah dan lancarnya koordinasi, kepengurusan tertib administrasi berupa dokumen atau arsip yang membutuhkan legalitas beliau.

 

Sementara support dari Lurah Labuhan Ratu difokuskan pada pelaksanaan kegiatan Tridaya, khususnya Infra Struktur dan Sosial. Beliau menghimbau supaya nanti kelak apabila program PNPM MP diwilayahnya sudah selesai, ada satu bahkan lebih karya nyata yang dapat dirasakan berkelanjutan dan terus dikenang oleh warga. Semisal : Bangunan Sumur Bor dengan fasilitas Water Torn yang tinggi. Tercantum disana plang atau logo PNPM MP dengan sablon yang dapat terbaca jelas, sehingga setiap orang yang melihatnya pasti teringat program ini ( Gagasan dalam bentuk ide / wacana ).

 

Dibidang Sosial, Lurah Labuhan Ratu mengharapkan agar warga sungguh-sungguh memanfaatkan pelaksanaan program seoptimal mungkin. Beliau akan terus memonitoring kegiatan yang akan dan yang sudah berjalan. Besar harapan dari beliau agar kiranya program Sosial Pelatihan maupun Sosial Produktif bisa berjalan maksimal, sehingga dapat melibatkan peran aktif warga khususnya dedikasi para pemuda untuk memiliki badan usaha mikro independent. Dengan demikian angka pengangguran dan kemiskinan dapat dieliminir. 

 

Solidnya unsur-unsur praktisi PNPM MP Labuhan Ratu dan harmonisnya hubungan mereka dengan aparat pemerintahan setempat –dalam hal ini Kepala dan staff Kelurahan- merupakan modal signifikan bagi LKM untuk dapat terus eksis serta berkiprah mewujudkan prestasi yang dapat dibanggakan. Seluruh elemen tersebut diatas sadar betul akan hal itu!

 

 

 

 

Harapan LKM kedepan

      Suatu ketika dalam suasana informal pasca rembug pelaksanaan kegiatan, audience yang hadir menanyakan eksistensi LKM kedepan kepada Tim faskel, hal ini diutarakan setelah mereka tergelitik dengan munculnya kabar bahwa bagi LKM-LKM yang berprestasi, akan mendapatkan apresiasi dari pemerintah dan program pemberdayaan lain diluar PNPM MP dalam wujud publikasi, kerja sama ataupun channeling. Menanggapi hal tersebut, Tim menjelaskan secara panjang lebar bahwa untuk menjadi LKM berprestasi bukanlah pekerjaan mudah namun bukan pula hal yang mustahil untuk dilaksanakan.

 

      Yang mana garis besar dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas ialah LKM setidaknya harus memenuhi kriteria 3 “sehat” :

  1. “Sehat Organisasi”, sebagaimana yang telah diulas diawal artikel. Berupa solidnya LKM dalam mengatasi permasalahan yang muncul, interaksi yang harmonis diantara sesama anggota, keaktifan LKM dalam rembug secara berkala, transparansi / keterbukaan LKM terhadap masyarakat dan representasi Sekretariat yang qualified ( tidak harus mewah ).
  2. “Sehat hubungan” dengan aparat pemerintahan setempat, yakni Kelurahan beserta perangkatnya berupa koordinasi intensif  sehingga LKM dan Kelurahan menjadi mitra kerja yang sinergis dan equal.
  3. “Sehat dalam akuntabilitas pelaksanaan program”, dalam hal pertanggung jawaban pelaksanaan Ekonomi Bergulir sub : pengembalian pinjaman ( RR / Repayment Rate ). Sesi ini menjadi roh dari PNPM MP, dimana kredibilitas LKM sungguh-sungguh diuji ditingkat pengembalian pinjaman. Sebagus apapun pelaksanaan program Sosial dan Infra Struktur yang telah berjalan, tidak akan ada artinya bila RR yang diajukan sebagai progress report ternyata hasilnya dibawah rata-rata. Semakin baik tingkat pengembalian pinjaman, maka semakin besar peluang sebuah LKM dianggap berprestasi.[1]

 

Menanggapi hal tersebut, pak Herman dan pak Iwan secara antusias memberikan statement bahwa untuk poin satu dan poin dua mereka optimis mewujudkannya. Karena kerja keras LKM selama ini untuk membentuk sebuah lembaga yang solid telah dirasakan hasilnya. Demikian pula halnya dengan usaha untuk menjalin hubungan yang koordinatif antara LKM dengan pihak kelurahan. Sementara untuk poin ketiga yakni Sehat dalam akuntabilitas pelaksanaan program, LKM mengakui harus berupaya ekstra guna memperoleh hasil yang kondusif, mengingat pelaksanaan Ekonomi Bergulir sesuai kesepakatan bersama akan dilaksanakan ditermin ke-3 dan sejauh ini LKM beserta UPK belum memiliki pengalaman real dilapangan, baru sebatas teori saja. Akan tetapi melalui booklet Best Practise yang pernah dibagikan oleh Tim Faskel, secara konsep LKM menyadari bahwa pelaksanaan Ekonomi Bergulir yang baik, stabil dan lancar tingkat pengembaliannya sangat bertumpu pada managerial dan inovasi  LKM, pemahaman substansi yang komprehensif dari UPK serta jalinan kerjasama yang baik dengan Fasilitator, terlebih Fasilitator Ekonomi.

 

Belajar dari program diluar PNPM MP yang mengalami kredit macet dalam pelaksanaan ekonomi bergulirnya, LKM berencana akan mengeluarkan kebijakan selektif dan ketat dalam hal screening daftar calon penerima manfaat.

Semoga saja kerja maksimal yang  telah ditempuh LKM selama ini tidak mengendur bahkan pudar ditengah jalan. Dan semoga antusias serta semangat mereka tidak hanya dalam tataran wacana.  



[1] Influenced by Askot CD-1 ( Sdr. Agus Tubagus, S.SOS )  thus verbal interactive dialogues with Senior Facilitator of Team 05 ( Vicky Yanuar Handari ) & Facilitator Of Micro Finance Team 10              ( Titik Rusyanti )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar