Rabu, 07 April 2010

KUE KERING PNPM PENGGANTI SETORAN SUAMI


Aktifitas wanita paruh baya yang saya temui di teras rumahnya yang sederhana di Pekon Sidoharjo, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, hari Selasa sore tanggal 9 Februari 2010, setidaknya membuktikan bahwa keberadaan PNPM Mandiri Perkotaan yang masuk ke kota seribu bambu ini, manfaatnya cukup dirasakan oleh para kaum miskin di kota ini.

Betapa tidak, dari kebiasaan lama para ibu rumah tangga yang biasanya hanya duduk-duduk sambil menghabiskan waktu menunggu suaminya pulang mencari nafkah sebagai kuli bangunan, tukang ojek atau tukang becak, saat ini ibu-ibu rumah tangga khususnya yang tinggal di lingkungan I telah memiliki kesibukan baru yang menghasilkan uang. Cukup untuk membantu menopang ekonomi keluarga agar tidak goyah, dan yang pasti tidak masuk perangkap rentenir.

Dengan canda riang dan terkadang “genit” para ibu rumah tangga ini, terus memainkan tangan terampilnya membuat kue kering yang nantinya akan dijual langsung, atau dititipkan ke warung-warung bahkan toko-toko yang ada di Kabupaten Pringsewu.Terampilnya ibu-ibu ini membuat kue kering, ternyata menurut pengakuan Warsiti (42) tidak lepas dari peran PNPM Mandiri Perkotaan, yang pada saat perguliran dana BLM tahap I diadakan pelatihan pembuatan kue kering, melalui kegiatan sosial.

“Dulunya kami ini hanya duduk-duduk saja mas, sambil momong anak di rumah. Nunggu bapaknya pulang cari duit. Mbecak itu loh mas,” ujar Warsiti. Namun setelah ada pelatihan membuat kue kering, dari PNPM Perkotaan, ibu-ibu di wilayah sini bisa cari duit tambahan juga mas, ya begini buat-buat kue kering lalu dititipkan ke warung-warung atau toko, lumayan mas,” tambah ibu dua anak ini yang akrab disapa Mak Siti.

Lebih lanjut dia menambahkan, awalnya ada fasikator (mungkin maksudnya fasilitator) yang mengajak rapat ibu-ibu katanya mau ada pelatihan gratis. Terserah apa yang dikehendaki, usulannya apa, yang bermanfaat. Kami bingung, lah wong kita ini orang bodo-bodo kok disuruh buat usulan, ditulis lewat proposal, diajukan, apa ya bisa keluar duitnya,” ujarnya polos.

“Namun setelah proses yang cukup lama, akhirnya kegiatan itupun jadi juga. Pesertanya banyak, ibu-ibu rumah tangga semua, rame banget mas, mungkin karena gratis itu mas” tambahnya. Singkat cerita, setelah mendapatkan ilmu membuat kue, kelompok ibu-ibu rumah tangga inipun bingung, karena masalah klasik, tak ada modal untuk mulai usaha.

Namun berkat kemauan yang cukup besar untuk merubah nasib, ibu-ibu inipun akhirnya nekad menemui Kepala Pekon Sidoharjo, minta sumbang sarannya. Akhirnya disepakati, untuk modal awal ibu-ibu inipun iuran untuk membuka usaha kue kering. “Tak disangka mas, hasilnya lumayan, akhirnya kami ketagihan dan menekuni usaha ini. Alhamdulilah sampai sekarang jalan,” ujar Mka Siti.

Selain bisa membantu ekonomi keluarganya, usaha kue kering ini juga dapat merubah citra wanita atau ibu-ibu di lingkungan I Pekon Sidoharjo ini, pasalnya mereka telah berdaya, minimal tidak lagi menunggu “setoran” suaminya untuk belanja keperluan dapur, karena untuk hal itu mereka telah mampu memenuhinya sendiri. (Darsono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar