Jumat, 02 April 2010

WARUNG LANCAR MASYARAKAT SEJAHTRA

Berawal dari kata, demikian Koran tempo memberikan salah satu rubrik yang terbit di hari minggu. Dan kata-kata yang di pamerkan diatas adalah sebagian kata-kata yang adalah awal dari sebuah perubahan. Ya perubahan yang diharapapkan berguna bagi masyarakat kelak. Kata-kata tersebut dilahirkan untuk menghardik dari logika yang lazim berkembang dimasanya yang telah terbukti mandul dan kehilangan vitalitasnya. Fungsinya sebagai oase yang terus mengalirkan inspirasi bagi ide-ide baru /kesadaran-kesadaran baru.

Oase itu kemudian di musyawarahkan dalam bentuk ide membuat warung yang diharapkan bisa bermanfaat bagi warga sekitar. Ide membuat warung PNPM adalah sebuah ide yang tidak diterima oleh sebagian anggota BKM sekarang LKM, alasannya cukup rasional dan realistis “ nanti salah kelola dan rugi yang justru akan membebani kita“komentar salah satu anggota BKM. “kita belum punya pengalaman dengan pengelolaan warung”ucap salah seorang anggota BKM yang lain. Dan masih ada anggota BKM yang juga tidak setuju dengan pendirian warung PNPM tersebut, tapi itu dulu ketika warung PNPM akan didirikan.

Warung tersebut bernama warung PNPM yang di Kelola Oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Maju Bersama yang di bentuk Pada tanggal 10 Oktober 2008 yang di Ketuai oleh Ibu Tami Hartati dengan Bendaharai oleh Ibu Suprapti dengan 3 Orang angota yang lain. KSM tersebut menerima amanah dari masyarakat untuk mendirikan sebuah warung yang diharapkan bias membantu warga sekitar, kemudian hasil rembuk masyarakat merekomendasiksan atau mengusulkan supaya mendapat dana dari PNPM sebesar RP 9.000.000, Namun karena ketebatasan dana karna banyak kegiatan yang diusulkan oleh warga KSM Maju Bersama Memperoleh dana total dana yang dikelola oleh KSM Makmur Sentosa tersebut adalah Rp 6.200.000 dengan diperoleh secara bertahap Tahap pertama memperoleh Rp 2.000.000 kemudian mendapatkan tambahan kembali Rp 4.200.000.

Sehingga total dana menjadi Rp 6.200.000. semangat memperbaiki kesejahtraan masyarakat dan anggota pada KSM Maju Bersama terlihat begitu kental yang tercermin dalam pembagian prosentase hasil sisa usaha di mana bagi pengelola akan mendapat 50%, 30% bagi Penerima manfaat dan 20% bagi pemupukan modal. Hingga saat ini Anggota KSM Maju bersama tetap semangat meski dalam mengelola KSM banyak godaan dan rintangan yang menghalangi, baik dalam pengelolan maupun pembutan dalam pembuatan laporan yang selalu dikeritik oleh semua pihak. Tapi bagi Anggota KSM semua itu tidak dijadikan sebagai kendala yang berarti. Disini penulis mencoba melihat lebih obyektif, mungkin dari sajian laporan yang dipaparkan tidak menarik tapi penulis akan mencoba memaparkan secara jelas hasil dari penjelasan dari ibu Tami selaku ketua KSM Maju Bersama yang diamini oleh Bendahara dan Anggota KSM yang lain. Laba kotor yang diperoleh KSM Maju Bersama pada periode Pertama 23 November 2008 sampai 28 Februari 2009 memperoleh laba Rp 1.659.432 di bagi untuk penelola Rp 892.716 untuk tambahan modal Rp 331.886 dan untuk penerima manfaat Rp 479.829. Pada Periode kedua 1 maret 2009 sampai 19 may 2009 memperoleh laba Rp 1.728.724 dibagi kepada pengelola Rp 864.362 untuk tambahan modal Rp 345.748 dan untuk penerima manfaat Rp 518.617. pada periode ke tiga 20 May 2009 samapi 31 Agustus 2009 Rp 1.915.064 dimana di bagi kepada pengelola Rp 957.532. Rp 383.012 bagi untuk penambahan modal dan Rp 574.519 untuk penerima manfaat. Pada periode ke empat 1 September 2009 sampai 31 Desember 2009 KSM Maju Bersama memperoleh Laba sebesar Rp 1.295.147 dibagi untuk pengelola Rp 647.573 untuk tambahan modal Rp 259.029 dan untuk penerima manfaat Rp 388.544

Pembagian hasil pada periode pertama dibagikan pada penerima manfaat dibagikan pada sebanyak 10 Orang masing-masing mendapat Rp 49.750 dimana 7 orang lansia mendapat sembako dan 3 orang anak mendapat tunjangan beasiswa. Pembagian hasil pada periode kedua dibagikan kepada 12 orang anak sebagai beasiswa dengan masing-masing mendapat Rp 43.000. Pada periode ketiga dibagikan kepada 10 orang lansia dengan memberikan sembako masing-masing seharga Rp 57.000. dan pada periode keempat dibagikan kembali 8 paket sembako pada lansi dan pada warga kurang mampu dengan masing-masing seharga Rp 48.500 per masing-masing lansia.

Selain dapat meningkatkan kesejahtraan bagi masyarakat dan anggotanya KSM Maju Bersama juga dapat meningkatkan modal usahanya dimana pada periode pertama pemupukan modal dari sisa hasil usaha Rp 331.886. pada periode kedua Rp 345.748. periode ketiga Rp 383.012 dan pada periode keempat Rp 259.029, berarti total tambahan modal selama hampir satu tahun KSM Maju Bersama berdiri adalah Rp 1.319.675 jadi Modal KSM Maju Bersama sekarang Berjumlah sebesar Rp 6.200.000 + Rp 1.319.675 = Rp 7.519.675

Dari ide yang tidak didukung oleh sebagian warga dan anggota LKM, KSM Maju Bersama dapat membuktikan bahwa kehadirannya dapat bermanfaat bagi semua warga masyarakat sekitar, ini membuktikan KSM Maju Bersama bukan hanya Oase tapi sebuah realitas yang terjadi.

Dengan demikian warung tersebut mempunyai multiplayer efek yang sangat baik di masyarakat. Disatu sisi dapat membuka peluang usaha bagi pengelola atau anggota KSM, disisi masyarakat memperoleh barang dengan harga yang lebih murah dibandingkan membeli diwarung yang lain dan di sisi yang lain warga kurang mampu bias menikmati sisa hasil usaha dari warung tersebut. Jadi dapat ditarik benang merahnya semakin lancer warung tersebut semakin sejahtra masyarakat diwilayah tersebut. Dengan demikian cita-cita pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera semakin terbuka sebagai mana amanat undang-undangn dasar 1945 yaitu “Kemakuran Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar